Edukasi terhadap alam kini dirasakan semakin memudar khususnya bagi generasi muda. Penghargaan terhadap alam tidak harus bersentuhan langsung dengan alam, tetapi dapat dilakukan dengan mencermati pemahaman masyarakat tradisional Bali dalam mendirikan bangunan. Dalam menghargai alam, masyarakat tradisional Bali merepresentasikan alam kedalam setiap elemen bangunan. Fisik bangunan mempergunakan konsep filosofi tri angga yang merepresentasikan proporsi tubuh manusia. Bidang segitiga pada bagunan merepresentasikan gunung yang juga dipercaya sebagai pintu masuk alam bawah dan alam atas. Ornamen-ornamen yang ada pada bidang bangunan merupakan gubahan elemen alam. Tujuan penelitian ini adalah menggali pengetahuan melalui pemahaman terhadap bangunan gapura panggung terbuka Ardha Chandra yang berlokasi di Taman Budaya atau art centre. Pemahaman ini dilakukan dengan menjelaskan elemen-elemen dan prinsip-prinsip desain yang ada pada bangunan gapura. Penggalian data pada penelitian ini menggunakan metoda observasi dan dokumentasi untuk mendapatkan gambaran terkait visual bangunan. Hasil pembahasan akan dijelaskan secara deskriptif dengan dukungan dari kajian pustaka. Elemen desain yang dapat dilihat pada bangunan gapura adalah garis, bidang dan warna, sedangkan proporsi, keseimbangan dan penekanan adalah prinsip- prinsp desain yang ditemukan. Elemen garis memvisualkan berbagai ornamen yang merepresentasikan alam, wujud menyeluruh gapura memvisualkan bidang segitiga yang merepresentasikan gunung dan warna-warna menggunakan material alami yaitu batu bata dan batu paras. Konsistensi bidang dari bagian bawah samapi bagian atas memperlihatkan konsistensi proporsi bangunan. Prinsip keseimbangan mewakili arsitektur tradisional Bali yaitu kesamaan bentuk antara bagian kanan dan kiri. Prisnip penekanan diwakili oleh tiga pintu yang dihadirkan dengan warna emas, merah dan coklat tua. Prinsip penekanan hadir melalui bantuan pencahayaan alami dan buatan yang memperlihatkan detail ornamen.