Latar belakang. Kasus infeksi saluran kemih oleh bakteri penghasil extended spectrum beta-lactamase (ESBL) dilaporkan sudah banyak terjadi di dunia. Informasi terkait ESBL di Indonesia sangat sedikit, terutama pada pasien anak. Tujuan. Mengkaji gambaran terapi serta luaran pasien infeksi ESBL di RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode Januari-Juni 2014. Metode. Penelitian observasional dengan studi deskriptif, digunakan data rekam medis pasien anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode Januari-Juni 2014. Variabel penelitian meliputi bakteri, uji sensitivitas, terapi serta status luaran pasien. Hasil. Pasien anak berjumlah 56, terbanyak penyebab ISK Klebsiella pneumoniae (60,7%). Uji sensitivitas tertinggi meropenem (90,5%). Pilihan terapi definitif meropenem (25%), status luaran membaik 78,57%. Kesimpulan. Meropenem merupakan pilihan terapi infeksi ESBL pada pasien dengan keadaan klinis membaik. Kontrol penggunaan antibiotik secara rasional dibutuhkan untuk pencegahan infeksi ESBL Sari Pediatri 2016;18(2):111-6 Kata kunci: extended spectrum beta-lactamase, ESBL pada anak, pola sensitivitas antibiotik, resistensi antibiotik, infeksi saluran kemih