Latar Belakang: Obesitas merupakan faktor risiko kematian terbesar kelima di dunia, juga berisiko pada penyakit tidak menular. Beberapa dekade terakhir, obesitas terus mengalami peningkatan terutama pada orang dewasa. Hasil RISKESDAS 2018 telah melaporkan masyarakat Aceh berusia di atas 18 tahun mempunyai prevalensi obesitas urutan kedua setelah Provinsi DKI Jakarta. Masyarakat perkotaan umumnya mempunyai pendapatan tinggi dan tingkat konsumsi energi dan zat gizi juga di atas kecukupan. Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengukur hubungan pendapatan keluarga, asupan energi dan protein dengan kejadian obesitas masyarakat perkotaan di Kota Banda Aceh. Metode: Penelitian menggunakan desain case-control pada masyarakat perkotaan yang berusia di atas 18 tahun sebanyak 244 orang di Banda Aceh, pada Juni–Agustus 2021. Pengumpulan data obesitas melalui pengukuran antropometri (IMT), pendapatan keluarga melalui wawancara, dan data asupan energi dan protein menggunakan recall 1x24 jam sebanyak satu kali. Analisis data menggunakan Chi-Square. Hasil: Penelitian telah menunjukkan pendapatan keluarga memiliki hubungan dengan kejadian obesitas (p=0,007), sedangkan asupan energi dan asupan protein tidak menunjukkan hubungan dengan kejadian obesitas (p>0,05). Kejadian obesitas pada keluarga berpendapatan tinggi 2,2 kali lebih besar dibandingkan keluarga berpendapatan rendah. Kesimpulan: Kejadian obesitas pada penduduk usia di atas 18 tahun di Kota Banda Aceh memiliki keterkaitan dengan pendapatan keluarga yang tinggi.