2021
DOI: 10.53491/porosonim.v2i2.216
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Paradigma Toleransi Islam Dalam Merespons Kemajemukan Hidup Di Indonesia

Abstract: This library research intends to identify the foundation and pattern of the Islamic tolerance paradigm that is made by KH. Ahmad Shiddiq in responding to life of life in Indonesia. This type of normative-philosophical research uses the theory of analysis in the form of a typology of religious attitudes (exclusivism, inclusivism, pluralism, eclectism, and universalism). The five typology will be used to identify the foundation and pattern of Ahmad Shiddiq’s paradigm about Islamic tolerance. This research data c… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
2
0
4

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
6

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 6 publications
(6 citation statements)
references
References 3 publications
0
2
0
4
Order By: Relevance
“…Kecenderungan kedua, pelbagai penelitian terhadap dialog inter-agama di Indonesia banyak mengkaji tentang konsep toleransi dengan perspektif para tokoh dan gairah religiositas di Indonesia seperti yang dilakukan oleh Moh. Khoirul Fatih (Fatih 2018), Kalimatul Zuhroh dan M. Anang Sholihuddin (Zuhroh and Sholihuddin 2019), Ali Ahmad Yenuri, Athoillah Islamy, Muhammad Aziz, Rachmad Surya Muhandy (Yenuri et al 2021), dan Muhammad Nur Prabowo Setyabudi (Setyabudi 2021). Maka dapat ditarik sebuah konklusi, bahwa dalam penelitian ini masih sangat minim perhatian para pengkaji dalam meneliti dialog inter-agama perspektif Sayid Qutub dan peran Pemerintah dalam meningkatkan toleransi di Indonesia serta perhatian pemerintah terhadap para pemuka agama yang menyebarkan doktrin intoleran kepada masyarakat.…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Kecenderungan kedua, pelbagai penelitian terhadap dialog inter-agama di Indonesia banyak mengkaji tentang konsep toleransi dengan perspektif para tokoh dan gairah religiositas di Indonesia seperti yang dilakukan oleh Moh. Khoirul Fatih (Fatih 2018), Kalimatul Zuhroh dan M. Anang Sholihuddin (Zuhroh and Sholihuddin 2019), Ali Ahmad Yenuri, Athoillah Islamy, Muhammad Aziz, Rachmad Surya Muhandy (Yenuri et al 2021), dan Muhammad Nur Prabowo Setyabudi (Setyabudi 2021). Maka dapat ditarik sebuah konklusi, bahwa dalam penelitian ini masih sangat minim perhatian para pengkaji dalam meneliti dialog inter-agama perspektif Sayid Qutub dan peran Pemerintah dalam meningkatkan toleransi di Indonesia serta perhatian pemerintah terhadap para pemuka agama yang menyebarkan doktrin intoleran kepada masyarakat.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Jika dapat dipahami, dari tutur kata yang diucapkan imam Syafi'i memberikan kesan yang menarik bahwa ia menghindari keyakinan yang besar pada dirinya yang akan menganggap bahwa dirinya yang paling benar, sedangkan orang lain salah. Tidak hanya beliau, gurunya Imam Malik juga memberikan ilustrasi mengenai toleransi ketika pemimpin Harun Ar-Rasyid memberikan usulan untuk menggantungkan kitab al-Muwaththa' di atas ka'bah, kemudian dengan tegas imam Malik menolak usulan khalifah tersebut dengan mengatakan jangan menggantung kitab tersebut karena para sahabat Nabi telah memiliki pendapat yang berbeda-beda (Yenuri et al 2021). Selanjutnya, Alkindi (w. 873) memberikan lima prinsip yang harus ditanamkan dalam hati, jiwa dan diri umat muslim, diantaranya; pertama, mencari kevaliditasan merupakan kewajiban bagi umat Islam, kedua, manusia tidak dapat memegang tampuk kebenaran secara totalitas, ketiga, tidak ada manusia yang benar dan semuanya dapat terjerumus kedalam kesalahan, keempat, selalu menghargai pendapat orang lain dan para pendahulu yang telah memberikan pengorbanan dan perjuangan untuk mencari keabsahan, kelima, toleransi menjadi bagian primer sebagai bentuk penghargaan terhadap perbedaan dan membentuk masa (Yenuri et al 2021).…”
Section: Analisis Perbandingan Paradigma Toleransi Sayid Qutub Dengan...unclassified
“…Empat prinsip khusus ini dijadikan sebagai kekuatan untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap yang benar-benar moderat, yang jauh dari liberalisme maupun sukelerisme khususnya radikalisme. Karena konsep Islam moderat menjadi jalan paling alternatif untuk menutup celah gerakan ekstrem, fanatik dan juga intoleran (Yenuri et al, 2021) (Muzadi, 2019:52). Dan konsep moderasi beragama perspektif Kementerian Agama RI tercantum dalam indikator komitmen kebangsaan pada teks: Komitmen kebangsaan merupakan indikator yang sangat penting untuk melihat sejauh mana cara pandang, sikap, dan praktik beragama seseorang berdampak pada kesetiaan terhadap konsensus dasar kebangsaan, terutama terkait dengan penerimaan Pancasila sebagai ideologi negara, sikapnya terhadap tantangan ideologi yang berlawanan dengan Pancasila, serta nasionalisme (Agama, 2019).…”
Section: Akomodatif Terhadap Kebudayaan Lokalunclassified
“…20 Prinsip Tawasuth, Tawazun, Tasamuh, I'tidal dalam Islam Moderat Islam moderat memiliki empat prinsip khusus yakni tawasuth (tenga-tengah; profesiona;), tawazun (seimbang), tasamuh (toleransi) dan i'tidal (adil). 21 Empat prinsip khusus ini dijadikan sebagai kekuatan untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap yang benar-benar moderat, yang jauh dari liberalisme maupun sukelerisme khususnya radikalisme. Karena konsep Islam moderat menjadi jalan paling arternatif untuk menutup celah gerakan ekstrem, fanatik dan juga intoleran.…”
Section: Hasil Dan Diskusi Konsep Islam Moderat Dalam Menghadang Paha...unclassified