Persatuan dan kesatuan bangsa sangat penting dalam sebuah negara bangsa (nation state). Indonesia dihadapkan pada persoalan heterogenitas suku, bahasa, ras, agama, dan kedaerahan yang menjadi tantangan dalam membangunan budaya politik nasional. Oleh karena itu tujuan artikle ini adalah untuk mengkaji ikatan primordial dalam proses national and character building. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur. Sementara teknis analisanya menggunakan analisis isi. Kebutuhan data diambil dari berbagai sumber, baik buku, jurnal, maupun dokumen cetak dan digital. Temuan penelitian menunjukan bahwa (1) Primordialisme menjadi unsur yang paling penting dalam kenakaragaman bangsa dan berperan dalam menumbuhkan patriotisme, namun menjadi tantangan ketika membangun budaya nasional, (2) negara melakukan berbagai upaya dalam mempersatukan keragaman memalui berbagai kebijakan seperti monitisasi ideologi yang cenderung mengarah ke totaliter. Hal tersebut berimplikasi pada marginalisasi dan eliminasi yang menghambat kebebasan yang penting dalam membangun kreativitas dan inovasi dalam negara demokrasi.
Unity and diversity is the most urgent thing in a nation-state (nation-state). Indonesia is faced with the problem of ethnic, linguistic, racial, religious, and regional heterogeneity which is a challenge in building a national political culture. Therefore, the purpose of this paper is to examine primordial bonds in the process of national and character building. This study used a qualitative approach with a systematic literature method. While the technical analysis used content analysis. Data needs were taken from various sources, books, journals, and documents, both printed and digital. The research findings show that: (1) Primordialism is the most important element in the diversity of the nation and play a role in fostering patriotism, but it becomes a challenge when building a national culture. (2) The state makes various efforts to unite diversity through various policies such as ideology uniformity which tends to lead to totalitarian. This has implications for marginalization and elimination that hinder freedom which is important in building creativity and innovation in a democratic country.