Reproductive health and sexual behavior often occur in adolescents and caused by various factors, such as health information and lack of communication with parents. Peer counselors as a place that provides space for adolescents to obtain health information and share problems faced by adolescents, are expected be the right solution in dealing with reproductive health problems and sexual. Community service through peer counselor training activities aims to increase knowledge and ability adolescents to exchange health information, because adolescents tend be more open with adolescents themselves. Training activity was held at SMPN Depok City, with 17 students involved as participants. Form of training in material presentation, formation peer cadres, and post-training observations. Evaluation in form of Pre-test and Post-test, as well as observation of cadre team to evaluate activities of peer cadres. Results of training showed an increase knowledge of cadres with an average Pre-Post test result of 52% to 84.8%. Evaluation of cadre activities found that 6 cadre teams had conducted health education in their respective classrooms. Development peer cadres by public health nurses needs to increased by active involvement teachers to be independent in fostering students at school, as well as involvement parents of students to support activities peer counselors.
ABSTRAK
Masalah kesehatan reproduksi dan perilaku seksual sering terjadi pada remaja dan disebabkan berbagai faktor, seperti informasi kesehatan serta komunikasi yang kurang dengan orangtua. Konselor sebaya sebagai tempat yang memberikan ruang kepada remaja untuk mendapatkan informasi kesehatan serta mencurahkan berbagai masalah yang dihadapi remaja, diharapkan dapat menjadi solusi tepat dalam penangangan masalah kesehatan reproduksi dan perilaku seksual. Pengabdian masyarakat melalui kegiatan pelatihan konselor sebaya bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan remaja untuk saling bertukar informasi kesehatan bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan remaja untuk saling bertukar informasi kesehatan, karena remaja cenderung lebih mudah terbuka dengan kalangan remaja sendiri. Kegiatan pelatihan diadakan di SMPN Kota Depok, dengan 17 siswa terlibat menjadi peserta. Bentuk pelatihan berupa pemaparan materi, pembentukan kader sebaya, serta observasi pasca pelatihan. Bentuk evaluasi berupa pretest dan posttest, serta observasi tim kader untuk evaluasi kegiatan dari kader sebaya. Hasil pretest dan posttest didapatkan peningkatan pengetahuan kader dengan hasil rata-rata pretest 52% menjadi 84.8% pada posttest. Evaluasi kegiatan kader diperoleh 6 tim kader telah melakukan edukasi kesehatan pada lingkup kelas masing-masing. Pembinaan kader sebaya oleh perawat kesehatan masyarakat perlu ditingkatkan dengan pelibatan aktif guru agar mandiri dalam membina siswa di sekolah, serta pelibatan orangtua siswa untuk mensupport kegiatan konselor sebaya.