Diperlukan inovasi dalam dakwah untuk menjawab tantangan zaman. Salah satu bentuk inovasi dakwah yang tengah populer di media sosial saat ini adalah dakwah humor. Dakwah humor muncul sebagai alternatif dakwah kontemporer. Namun, konsep dakwah sendiri berhubungan dengan komunikasi antara pendakwah dan audiens. Dalam konteks komunikasi, terdapat dua teori yang sering digunakan dalam penelitian wacana humor, yaitu teori relevansi dan prinsip kerjasama. Kedua teori ini memiliki pandangan yang berbeda. Prinsip kerjasama berpendapat bahwa banyak tuturan humor melanggar prinsip kerjasama dalam membangun komunikasi yang relevan, sedangkan teori relevansi tidak menganggapnya sebagai pelanggaran. Maka dari itu, adanya tujuan dalam penelitian ini ialah untuk menganalisis penggunaan teori relevansi dalam dakwah humor Sheikh 'Assim sebagai alternatif efektif dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah dalam konteks kontemporer. Penelitian ini juga mencoba untuk memberikan kritik terhadap prinsip kerjasama. Penggunaan metode deskriptif kualitatif dimanfaatkan dalam penelitian ini, dan analisis isi (content analysis) menjadi sebuah desain penelitian kali ini. Pengumpulan data dilakukan melalui metode simak dan catat, dan teknik purposive sampling dimanfaatkan dalam teknik sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam empat video dakwah Sheikh 'Assim di TikTok, terdapat pelanggaran terhadap maksim-maksim prinsip kerjasama, seperti maksim kuantitas, relevansi, dan cara. Namun, teori relevansi mengkritik pelanggaran-pelanggaran tersebut dengan mengatakan bahwa pelanggaran tersebut sebenarnya hanya digunakan untuk menciptakan efek humor dan penegasan terhadap nilai-nilai syariat Islam. Hal ini menunjukkan bahwa dakwah humor Sheikh 'Assim cenderung menerapkan teori relevansi dalam menyampaikan pesan-pesan dakwahnya. Dengan demikian, dakwah humor Sheikh 'Assim dapat menjadi alternatif yang efektif dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah dalam konteks kontemporer, sekaligus mengkritik prinsip kerjasama.