Pelatihan Pembuatan Handsanitizer berbasis Ekoenzim dari Limbah Organik Buah-Buahan

Abstract

Handsanitizer adalah produk antiseptik tangan yang pemakaiannya praktis. Produk ini semakin popular penggunaannya selama berlangsungnya pandemi Covid 19. Pada umumnya, produk ini mengandung alkohol sebagai bahan antiseptik utamanya, sehingga jika pemakaian dalam jangka waktu lama dengan intensitas yang tinggi akan menyebabkan iritasi, kekeringan kulit dan terkikisnya lapisan sebum pelindung kulit. Hal ini menyebabkan pentingnya bahan antiseptik alami yang memiliki aktivitas antimikroba tetapi sifat iritasinya dapat diminimalisir. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) mandiri dari Universitas Tanjungpura ini adalah untuk mensosialisasikan dan memberikan keterampilan kepada siswa SMAN 3 Pontianak dalam membuat handsanitizer berbasis ekoenzim dari limbah buah-buahan. Kegiatan dihadiri oleh 40 orang peserta dengan metode ceramah terkait materi pembuatan ekoenzim dan handsanitizer oleh tim pelaksana kegiatan. Selanjutnya, kegiatan praktek pembuatan produk oleh peserta yang dibagi dalam 4 kelompok. Hasil kegiatan ini menunjukkan semua peserta sudah memiliki pemahaman yang bagus dan terampil dalam membuat handsanitizer dari ekoenzim.

The morphological spicules of Acaudina sp. (sea cucumber) from Delta Wulan waters, Demak, Central of Java, Indonesia

“…are found in the Waters of East Asia to Southeast Asia [2], The presence of sea cucumbers Acaudina sp. are located in the Paloh Waters, Sambas Regency, West Kalimantan, Delta Wulan Waters, Kenjeran Waters (Surabaya) [3,10,14], Although in the Delta Wulan Waters, Demak areas, Acaudina sp. do not eaten by the community.…”

“…has an important role in the benthic ecosystems such as enhancing redox potential in sediment, increasing mineralization and nutrient cycling in sediment subtrate [4,5,10]. Additionally, A. molpadiodes from Paloh Waters, West Kalimantan contains relatively high protein, an essential mineral, and fucoidan [3,17,18] Furthermore, A molpadiodes from Riau Archipelago Waters showed that there was antibacterial activity toward Staphylococcus aureus, and Escherichia coli [13,19].…”