ABSTRAK Stunting adalah suatu kondisi dimana anak mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga tinggi badan anak tidak sesuai dengan usia nya (stunted), sebagai akibat dari masalah gizi kronis yaitu, kekurangan asupan gizi dalam waktu yang lama. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan prevalensi stunted di Indonesia sebesar 30,8%. Prevalensi stunted balita untuk tahun 2022 adalah 24,1% di Indonesia, 23,3% di Sumatera Barat, dan 20% di Kota Padang Panjang (Kemenkes 2022). Stunting melibatkan multifaktorial seperti ekonomi, nutrisi, pola asuh yang salah, pendidikan, pengetahuan dan lain- lain. Stunting dapat memperlambat perkembangan motorik dan mental serta akan meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif dan Infeksi. Metode yang dipakai pada pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan edukasi dan pelatihan kepada 15 kader TP-PKK Padang Panjang dari 15 Kelurahan tentang pembuatan minuman sehat “yodiwa (yogurt dadiah Etawa) sebagai makanan high protein untuk anak stunting dengan penggunaan starter bakteri halal yang berasal dari dadiah. Selain itu juga diberikan edukasi pentingnya pemberian menu seimbang dan bahaya Stunting. Hasil yang didapatkan adalah peserta edukasi yang terbanyak pada usia 30-50 tahun (60%) dengan tingkat pendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas/SMA sebanyak 73%. Terjadi peningkatan penegetahuan kader dengan score Baik dari 7% menjadi 33%. Pada kegiatan pelatihan pembuatan produk Inovasi yogurt yang berasal dari susu kambing dengan penambahan starter makanan lokal dadiah menghasilkan kader yang dapat mandiri membuat minuman yodiwa dan memiliki rencana dalam usaha untuk membantu meningkatkan perekonomian keluarga khususnya dan perekonomian daerah umumnya. Kata Kunci: Yogurt, Susu Kambing Etawa, Dadiah, Probiotik, Stunting ABSTRACT Stunting is a condition where a child experiences growth disorders, so that the child's height does not correspond to his age (stunting), as a result of chronic nutritional problems, namely, lack of nutritional intake for a long time. Basic Health Research (Riskesdas) data for 2018 shows that the prevalence of stunting in Indonesia is 30.8%. The prevalence of stunting under five in 2022 is 24.1% in Indonesia, 23.3% in West Sumatra, and 20% in Padang Panjang City (Ministry of Health 2022). Stunting involves multifactorial factors such as economics, nutrition, wrong parenting patterns, education, knowledge and others. Stunting can slow down motor and mental development and increase the risk of degenerative diseases and infections. The method used in this community service is providing education and training to 15 TP-PKK Padang Panjang cadres from 15 sub-districts on making the healthy drink "yodiwa (dadiah etawa yoghurt) as a high-protein food for stunted children using halal bacterial starter originating from Dadiah. Apart from that, education was also provided on the importance of providing a balanced menu and the dangers of stunting. The results obtained were that the majority of educational participants were aged 30-50 years (60%) with the highest level of education being high school/high school at 73%. There was an increase in knowledge of cadres with a Good score from 7% to 33%. In the training activity for making innovative yogurt products made from goat's milk with the addition of the local food starter dadiah, it produces cadres who can independently make yodiwa drinks and have business plans to help improve the family economy in particular and the regional economy in general. Keywords: Yogurt, Etawa Goat Milk, Dadiah, Probiotics, Stunting