This research deals with the investigation of daily communication patterns of social interaction in Batak Toba language. The major issues in this research were the application of daily communication patterns in aspects of social interaction where the patterns were found. Besides, this research also found the way daily communication patterns in social interaction in Batak Toba language are expressed. The results show that the patterns in social interaction in Batak Toba language are found in many aspects, they are: (1) greetings, (2) self-introduction, (3) offer, (4) giving, (5) apologizing, (6) permissions, (7) invitations, (8) reply, (9) requests, (10) regrets, and (11) leave taking. As far as the research had been done, the way the patterns in Batak Toba language are expressed by using terms of kinship such as amang, inang, tulang, nantulang, amang boru, namboru, ito, lae, hela, parumaen, amang bao, inang bao, bere, paraman, appara, etc. Sociolinguistically, there is not any fixed patterns for each of the routines above because they depend on some social factors, such as, terms of kinship, age, gender, and familiarity.AbstrakPenelitian ini membahas tentang investigasi pola komunikasi interaksi sosial sehari-hari dalam bahasa batak toba. Isu utama dalam penelitian ini adalah penerapan pola komunikasi sehari-hari dalam aspek interaksi sosial dimana pola tersebut ditemukan. Selain itu, penelitian ini juga menemukan cara pengungkapan pola komunikasi sehari-hari dalam interaksi sosial dalam bahasa batak toba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola interaksi sosial dalam bahasa batak toba ditemukan dalam banyak aspek, yaitu: (1) salam, (2) perkenalan diri, (3) menawarkan, (4) memberi, (5) meminta maaf, ( 6) izin, (7) undangan, (8) balasan, (9) permintaan, (10) penyesalan, dan (11) pengambilan cuti. Sejauh penelitian yang telah dilakukan, cara pola dalam bahasa batak toba diungkapkan dengan menggunakan istilah kekerabatan seperti amang, inang, tulang, nantulang, amang boru, namboru, ito, lae, hela, parumaen, amang bao, inang bao, bere, paraman, appara, dll. Secara sosiolinguistik, tidak ada pola yang tetap untuk setiap rutinitas di atas karena bergantung pada beberapa faktor sosial, seperti, istilah kekerabatan, usia, jenis kelamin, dan keakraban