Munculnya kembali demam berdarah sebagai masalah kesehatan masyarakat yang utama menunjukkan sulitnya mempertahankan kelangsungan program pencegahan dan pemberantasan penyakit ini. Pengetahuan yang memadai mengenai demam berdarah dengue (DBD) dan metode untuk mencegahnya harus dapat dimengerti oleh masyarakat sebelum mereka mau berpartisipasi aktif. Penelitian ini bertujuan menggambarkan faktor-faktor yang memengaruhi DBD berdasar atas peran serta masyarakat, sanitasi dasar, dan program pencegahan dan pemberantasan demam berdarah dengue Penelitian ini adalah survei pada 2.035 rumah tangga di 12 kecamatan dan 16 kelurahan di Kota Bandung pada bulan Mei -Juni 2015 yang dilakukan dengan metode stratified random sampling. Kuesioner digunakan untuk mengetahui karakteristik, pengetahuan mengenai DBD, pengalaman, persepsi risiko dan sikap dalam kejadian DBD, program DBD yang tersedia, serta fasilitas sanitasi dasar. Analisis data menggunakan partial least square (PLS). Hasil menunjukkan bahwa DBD dipengaruhi oleh keberadaan tempat perindukan nyamuk, fasilitas sanitasi dasar terutama sistem pembuangan air limbah (SPAL), Program DBD serta peran serta masyarakat terutama mengenai pengetahuan. Upaya paling efektif untuk mengurangi tempat perindukan ini adalah dengan menyediakan sarana sanitasi dasar yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat serta upaya pemberantasan sarang nyamuk PSN yang sebaiknya dilakukan secara serentak.