Pemanfaatan Limbah Ternak Sebagai Pupuk Organik Untuk Mengurangi Penggunaan Pupuk Kimia

Abstract

Usaha pertanian yang dijalani kadang mengalami kendala karena pupuk yang digunakan terbilang langka dan mahal di Desa Bonto sehingga perlu penyuluhan dan pelatihan tentang pemanfaatan limbah ternak sapi terutama feses sapi untuk dijadikan pupuk organik padat yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman perkebunan para petani di Desa Bonto. Kegiatan ini diawali dengan proses identifikasi area sasaran yakni desa Bonto kemudian dilanjutkan dengan observasi dan wawancara langsung dengan warga. Hasil kegiatan pelatihan pembuatan pupuk organik untuk mewujudkan pertanian ramah lingkungan di Desa Bonto didasarkan pada respons peserta sebagai pelaku pertanian sangat tertarik terhadap materi pelatihan sesuai dengan sasaran dan metode pelatihan. Keberadaan kelompok tani yang menggunakan pupuk organik yang mampu memberikan stimulus kepada masyakat setempat untuk melakukan pembuatan pupuk organik dari limbah ternak. Adanya kelompok tersebut menambah tingkat pendapatan masyarakat meskipun bukan menjadi pekerjaan tetap melainkan pekerjaan sampingan tetapi memiliki asas manfaat yang sangat besar yaitu peningkatan pengetahuan masyarakat yang ada di Desa Bonto Kecamatan Sinjai Tengah. Program pengabdian kepada masyarakat dimulai dari survei lokasi, penyuluhan dan pelatihan pembuatan pupuk organik dari bahan dasar feses sapi. Peserta pelatihan juga memiliki antusiasme yang tinggi untuk memperoleh pengetahuan tentang teknologi pengolahan feses sapi menjadi pupuk organik yang ramah lingkungan. Kata kunci : pupuk organik, feses sapi, pendapatan, masyarakat

The Making of Liquid Organic Fertilizer From Ginger Waste by High School Students at Al Hidayah Dlanggu Mojokerto

“…While much research has been conducted on making liquid organic fertilizer from organic waste, there has been limited exploration into producing waste is classified as organic waste, considered a sustainable resource for added value. Proper utilization of organic waste will integrate the agricultural sector with the circular economy (Mangalisu et al, 2022).…”

“…Liquid organic fertilizer is derived from plant residues and livestock waste that have undergone a decomposition or weathering process using renewable technology (Pareira & Naikofi, 2022). The process of making liquid organic fertilizer is carried out anaerobically (Mangalisu et al, 2022). The advantages of this liquid organic fertilizer are its environmental friendliness, ability to increase farmers' income, and capacity to enhance soil fertility by repairing physical damage to the soil due to excessive use of inorganic (chemical) fertilizers (Nabila, 2022).…”

“…Farmers currently use market-bought fertilizers, yet fertilizers can be self-produced by utilizing materials that are no longer in use, such as ginger pulp and organic household waste (Hambali et al, 2022). Organic fertilizers are safer to use because the plants treated with organic fertilizers are safer for human consumption due to the minimal chemicals absorbed by the body (Mangalisu et al, 2022).…”

Penghitungan dan Gambar Ulang 3D Mesin Single Roll Crusher pada Proses Pembuatan Pupuk Organik di PT. Great Giant Foods

“…Sedangkan ditinjau dari bentuknya ada pupuk organik cair yang dibuat dari bahan organik cair dan ada pupuk organik padat. Pupuk organik dapat dibuat dari limbah, contohnya limbah peternakan sapi perah baik berupa korotran (feses) maupun air seninya (urine) [4].…”

Edukasi Pemanfaatan Limbah Kotoran Ternak Berbasis Zero Waste Pada Usaha Peternakan Sapi Potong Di Desa Tulabolo Barat

“…Selain itu, pendekatan ini dapat menambah pengetahuan dan kemahiran masyarakat dalam mengkonversi kotoran sapi menjadi biogas dan pupuk sehingga mendorong tumbuhnya usaha pengolahan pupuk di masyarakat. Menurut (Mangalisu et al, 2022) bahwa pemanfaatan produk organik yang berasal dari kotoran sapi berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membuka lapangan kerja. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan manfaat besar dari konversi limbah menjadi pupuk organik (Mulyatun, 2016).…”