Usaha pertanian yang dijalani kadang mengalami kendala karena pupuk yang digunakan terbilang langka dan mahal di Desa Bonto sehingga perlu penyuluhan dan pelatihan tentang pemanfaatan limbah ternak sapi terutama feses sapi untuk dijadikan pupuk organik padat yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman perkebunan para petani di Desa Bonto. Kegiatan ini diawali dengan proses identifikasi area sasaran yakni desa Bonto kemudian dilanjutkan dengan observasi dan wawancara langsung dengan warga. Hasil kegiatan pelatihan pembuatan pupuk organik untuk mewujudkan pertanian ramah lingkungan di Desa Bonto didasarkan pada respons peserta sebagai pelaku pertanian sangat tertarik terhadap materi pelatihan sesuai dengan sasaran dan metode pelatihan. Keberadaan kelompok tani yang menggunakan pupuk organik yang mampu memberikan stimulus kepada masyakat setempat untuk melakukan pembuatan pupuk organik dari limbah ternak. Adanya kelompok tersebut menambah tingkat pendapatan masyarakat meskipun bukan menjadi pekerjaan tetap melainkan pekerjaan sampingan tetapi memiliki asas manfaat yang sangat besar yaitu peningkatan pengetahuan masyarakat yang ada di Desa Bonto Kecamatan Sinjai Tengah. Program pengabdian kepada masyarakat dimulai dari survei lokasi, penyuluhan dan pelatihan pembuatan pupuk organik dari bahan dasar feses sapi. Peserta pelatihan juga memiliki antusiasme yang tinggi untuk memperoleh pengetahuan tentang teknologi pengolahan feses sapi menjadi pupuk organik yang ramah lingkungan. Kata kunci : pupuk organik, feses sapi, pendapatan, masyarakat
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui level air tebu terbaik untuk ditambahkan dalam pengencer semen ayam hutan merah berbasis ringer laktat kuning telur. Semen dikoleksi menggunakan metode pemijatan dan semen segar dievaluasi secara makroskopis dan mikroskopis. Semen dibagi ke dalam lima tabung yang masing-masing berisi pengencer ringer laktat kuning telur , ringer laktat kuning telur air tebu 10% , ringer laktat kuning telur air tebu 20% , ringer laktat kuning telur air tebu 30% , ringer laktat kuning telur air tebu 40% . Semen disimpan dalam refrigerator selama 24 jam kemudian dilakukan evaluasi motilitas spermatozoa (progresif, reverse, vibrator, total). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan level air tebu dalam pengencer berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap motilitas progresif, motilitas reverse dan motilitas total. Penambahan level air tebu 10% dan 20% menghasilkan motilitas total paling tinggi yaitu 86.24-88.79%. Namun, motilitas progresif tertinggi didapatkan pada penggunaan level air tebu 20% yaitu 77.67%. Kesimpulan penelitian ini adalah air tebu 20% dapat ditambahkan dalam pengencer ringer laktat kuning telur untuk mempertahankan motilitas total dan motilitas progresif spermatozoa ayam hutan merah selama penyimpanan 24 jam.
The purpose of this research is to know the increase of body weight, feed consumption, feed efficiency and conversion of Bali cattle feed given fermented straw as substitution of Elephant Grass. The method used in this Experimental study Method with Randomized Block Design with four treatments and three replications. P2: Elephant Grass 100% (control) P1: Elephant Grass 75% + 25% fermented straw, P2 treatment: Elephant Grass 50% + 50% fermentation straw and P3 Treatment: 25% Grass + Finger straw 75 %. The observed changes were weight gain (kg/day), feed consumption (kg/day), feed efficiency and feed conversion in Bali cattle. The data obtained were analyzed in various ways with Duncan. The result of this research showed that by giving substitution of fermented straw to determine the performance of bovine cow have a real effect (P ≤.05) to the value of body weight gain, feed consumption, feed conversion and efficiency of feed. It shows that with the difference of feeding substitution of fermented straw can give the real effect on the increase of body weight of Bali cattle with feeding of forage grass 50% elephant + 50% fermented straw.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan lingkungan pemeliharaan dan jenis kelamin ayam pedaging terhadap performans, karakteristik hematologi, dan kualitas daging. Sebanyak 288 ekor ayam pedaging strainCobb, berjenis kelamin jantan dan betina, dipelihara dalam petak kandang dan tiap petak diisi delapan ekor ayam dengan jenis kelamin yang sama. Penelitian disusun berdasarkan Randangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial (3x2) dengan tiga ulangan. Faktor pertama ialah ketinggian tempat pemeliharaan dengan tiga kategori yaitu: ket,inggian (50 mdpl), ketinggian (300 mdpl).dan ketinggian (500 mdpl) sedangkan faktor kedua ialah jenis kelamin jantan dan betina. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan ketinggian tempat pemeliharaan dan jenis kelamin nyata memengaruhi (P<0.01) frekuensi panting, konsumsi air minum, konsumsi pakan, bobot badan, fisik daging (pH dan susut masak) dan mikrobiologi daging. Pemeliharaan pada ketinggian 50, 300 dan 500 mdpl dengan jenis kelamin berbeda nyata tidak memengaruhi (P>0.01) suhu rektal, konversi pakan, kimia daging dan organoleptik. Hasil penelitian ini menyimpulkan performans yang lebih baik dapat dicapai apabila ayam pedaging dipelihara pada dataran tinggi dengan jenis kelamin jantan. Kata-kata kunci:hematologi; ketinggiantempat pemeliharaan;kualitas daging; jenis kelamin;performans.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.