Pemanfaatan Ruang Bawah Jalan Layang Ciputat, Tangerang Selatan

Abstract

Jalan layang Ciputat, tepatnya di Jalan H. Juanda Ciputat Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu jalur pintu gerbang memasuki Kota Tangerang Selatan. Keberadaan jalan ini sangat menguntungkan bagi masyarakat Kota Tangerang Selatan tidak hanya sebagai prasarana transportasi semata. Namun di sisi lain mampu menghadirkan adanya ruang kosong terbuka di bawah jalan layang. Seiring dengan berjalannya waktu, ruang kosong tersebut berfungsi sebagai ruang terbuka publik dengan berbagai ragam pemanfaatannya. Keragaman pemanfaatan tersebut sangat menarik untuk dikaji terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, secara deskriptif kualitatif, melalui pengamatan dan interview dikatagorikan dan didialogkan untuk menemukan strategi, faktor-faktor, serta keterkaitan antar faktor yang melatarbelakangi pemanfaatan ruang bawah jalan layang tersebut. Hasilnya didapatkan bahwa keragaman pemanfaatan ruang bawah jalan layang sebagai ruang terbuka publik lebih didasarkan pada faktor fisik (wujud, posisi, atribut ruang) dan faktor non fisik (pengelolaan, kompromi warga, komunitas, Pemkot).

Privatisasi Ruang Bawah Jalan Layang Tanjung Emas Semarang

“…Pemanfaatan ruang publik sangat dipengaruhi oleh kegiatan, fungsi ruang, dan bangunan yang terletak di sekitar ruang publik tersebut (Rochimah, 2017). Pemanfaatan ruang bawah jalan layang Tanjung Emas Semarang dipengaruhi adanya Pelabuhan Tanjung Emas dan letak gerbang Pelabuhan Tanjung Emas.…”

“…Aktivitas pemanfaatan ruang bawah jalan layang dilatarbelakangi oleh kondisi fisik dan non fisik (Susanti & Suryani, 2014). Pada penelitian yang dilakukan oleh Rochimah (2017) pemanfaatan ruang bawah jalan layang Ciputat dilatarbelakangi oleh aspek fisik dan non fisik. Aspek fisik meliputi: Wujud ruang bawah jembatan layang mempengaruhi ragam aktivitas yang terjadi sebagai upaya pemanfaatan ruang terbuka publik ; Letak atau posisi ruang terbuka publik terhadap kerumunan serta pengawasan masyarakat sekitar.…”