Kemiskinan dan ketidaksetaraan gender merupakan isu krusial yang ada dalam tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Ketidaksetaraan gender menjadi salah satu akar penyebab kemiskinan sehingga keduanya saling terkait. Tujuan penelitian ini yaitu mendeksripsikan kehidupan dan penyebab perempuan yang terjebak dalam perangkap kemiskinan di kota Surabaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metodologi feminis dengan jenis kualitatif. Metode ini dipilih agar dapat mengungkap pengetahuan dan pengalaman perempuan yang terjebak dalam perangkap kemiskinan di perkotaan. Data diperoleh dari hasil wawancara dengan 6 informan dengan menggunakan purposive. Selain itu, data juga didapat dari hasil observasi dan studi literature. Teori perangkap kemiskinan Robert Chambers dan teori feminis menjadi pisau analisis dari penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua golongan perempuan yang terperangkap dalam jerat kemiskinan. Golongan pertama adalah perempuan yang berstatus janda (sebagai kepala keluarga). Golongan kedua merupakan perempuan yang statusnya menikah, sebagai ibu rumah tangga. Tingkat kemiskinan yang dialami oleh kepala rumah tangga perempuan lebih dalam dibandingkan dengan perempuan sebagai ibu rumah tangga, terlebih jika kepala keluarga perempuan merupakan generasi sandwich. Perempuan miskin yang sudah menikah lebih banyak berperan sebagai ibu rumah tangga, jarang sekali ibu rumah tangga yang memiliki usaha atau pekerjaan. Tingkat kemiskinan yang dialami oleh ibu rumah tangga lebih tinggi dibandingkan dengan ibu rumah tangga yang memiliki usaha (pekerjaan). Penyebab terjadinya perangkap kemiskinan pada perempuan di kota Surabaya adalah kemiskinan, keterisolasian, ketidakberdayaan, kelemahan fisik dan kerentanan. Namun faktor dominan yang menyebabkan perempuan terjerat perangkap kemiskinan adalah feminisasi kemiskinan dan relasi gender dalam keluarga yang tidak setara.