Pandemi COVID-19 telah mengubah proses belajar mengajar menjadi lingkungan daring yang menantang bagi mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris. Pembelajaran bahasa Inggris memerlukan eksposur luas, tetapi kendala infrastruktur kelas daring menyulitkan komunikasi langsung antara mahasiswa dan dosen serta sesama mahasiswa. Pembelajaran daring, meskipun dilakukan tanpa tatap muka, menggunakan platform dan jaringan internet serta bantuan gawai seperti laptop atau smartphone. Tiga faktor krusial dalam pendukung pembelajaran daring meliputi metode pengajaran, desain pembelajaran, dan ketersediaan infrastruktur. Penelitian ini merupakan studi kasus kualitatif yang mengidentifikasi tantangan yang dihadapi mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Singaperbangsa Karawang dalam pembelajaran daring. Observasi melalui Grup WhatsApp, Google Classroom, dan Zoom Meeting dari April hingga Juni 2021, didukung dengan dokumentasi tugas dan wawancara, mengungkap keterbatasan dalam pengelolaan kelas dan tantangan teknis. Hasil penelitian menyoroti keterbatasan variasi metode pengajaran, interaksi terbatas antara dosen dan mahasiswa, serta masalah infrastruktur dan ekonomi yang memengaruhi akses mahasiswa terhadap pembelajaran daring. Untuk peningkatan kualitas pembelajaran, perlu diperhatikan literasi digital mahasiswa, penyempurnaan platform pembelajaran daring, serta peningkatan akses infrastruktur. Kesimpulannya, pembelajaran daring, meski memberikan dampak positif bagi persiapan individu di masa mendatang, masih menghadapi berbagai masalah yang memerlukan perbaikan dalam administrasi, teknologi, dan infrastruktur agar lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan.