Pembelajaran Daring Dosen Native Tiongkok terhadap Mahasiswa FKIP Universitas Tanjungpura

Abstract

Pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19 ini menjadi sebuah solusi pengganti pembelajaran tatap muka. Untuk itu, tujuan penelitian ini mendeskripsikan proses pembelajaran daring, masalah-masalah dalam pembelajaran daring, dan strategi pembelajaran daring yang diterapkan pada Mata Kuliah Bahasa Mandarin Komprehensif. Metode penelitian ini menggunakan metode campuran. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pengamatan, kuesioner, dan wawancara. Adapun responden penelitian ini sebanyak 90 orang yang terdiri dari mahasiswa semester satu, tiga, dan lima Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura, dan 4 orang dosen native yang berasal dari Tiongkok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosen native dalam proses pembelajaran daring menggunakan aplikasi Ding Talk dan Tencent (VooV) Meeting. Media pembelajaran yang digunakan seperti komputer, laptop, maupun smartphone serta jaringan internet telah tersedia namun tidak sepenuhnya digunakan dengan maksimal pada proses pembelajaran daring. Sedangkan kendala yang dihadapi selama pembelajaran daring berlangsung adalah masalah jaringan yang digunakan oleh mahasiswa. Jaringan yang digunakan oleh mahasiswa untuk mengikuti pembelajaran daring sangat tidak stabil, mengakibatkan mahasiswa sering keluar masuk di dalam platform pembelajaran daring ini. Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, dosen sering menggunakan strategi tanya jawab untuk mendapatkan timbal-balik dari mahasiswa. Ada pula dosen yang menggunakan waktu luang untuk membimbing secara tersendiri mahasiswa yang dianggap kurang dalam pembelajaran.

Kegiatan Membaca Ekstensif Dan Penggunaan Sumber Daring di Masa Pandemi

“…Sistem pembelajaran secara daring membuat siswa dapat lebih banyak mengakses informasi atau materi pembelajaran melalui internet. Thamrin (2020) menyatakan bahwa sistem pembelajaran daring memungkinkan siswa mendapatkan informasi melalui internet, serta dianggap sebagai sistem pembejaran yang menyenangkan dan fleksibel di masa pandemi covid-19.…”