Pemberdayaan Masyarakat Sebagai Faktor Pengungkit Pengembangan Desa Wisata: Studi Kasus pada Wisata Sawah Sumber Gempong

Abstract

Pengembangan potensi desa menjadi desa pariwisata menjadi salah satu fokus pemerintah pusat dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pengembangan pariwisata tidak terlepas dari persepsi dan dukungan komunitas didalamnya. Dukungan komunitas terhadap pengembangan pariwisata dapat dijelaskan dalam kerangka pikir ekonomi maupun non ekonomi. Peran masyarakat sebagai bagian komunitas yang berfokus pada pendekatan ekonomi, yakni sisi manfaat dan biaya dijelaskan dalam perspektif Social Exchange Theory (SET). Selain faktor ekonomi, faktor non ekonomi juga menjadi pertimbangan yang tak kalah pentingnya dalam pengembangan desa wisata. Pemberdayaan masyarakat desa menjadi faktor pengungkit non ekonomi yang penting untuk menggerakkan perubahan ke arah pengembangan desa wisata. Bertumpu pada Resident Empowerment through Tourism (RETS), penelitian ini berupaya mengungkap peran pemberdayaan masyarakat desa pada wisata sawah Sumber Gempong dalam ranah pengembangan desa wisata. Desain penelitian kualitatif dengan teknik field research dipilih untuk menelaah empat dimensi pemberdayaan masyarakat meliputi personal economic benefit, psychological empowerment, social empowerment, dan political empowerment. Data diperoleh melalui wawancara dan observasi pihak terkait, misalnya pemerintah desa (Kepala Desa dan jajarannya), BUMDesa Mutiara Welirang (Direktur, Manajer dan staff), serta masyarakat lokal pelaku wisata. Hasil penelitian menunjukkan adanya peran postif empat dimensi pemberdayaan masyarakat sebagai faktor pengungkit terhadap pengembangan desa wisata.

Peran Badan Usaha Milik Desa dalam Pengembangan Objek Wisata Sumber Gempong di Desa Ketapanrame

“…Selain sebagai tempat pemandian, mata air ini juga berfungsi sebagai kolam terapi kaki dengan ikan-ikan khusus untuk terapi kaki. Pemandangan Gunung Penanggungan di objek wisata ini terbilang unik karena terdapat dua buah bukit sebagai pembatas sehingga membedakan pemandangan Gunung Penanggungan di Wisata Sumber Gempong Sawah dari sudut pandang yang lain (Veny Megawati, 2022). Dalam studi ini yang berjudul "Pemberdayaan Masyarakat Sebagai Faktor Pengungkit Pengembangan Desa Wisata: Studi Kasus pada Wisata Sawah Sumber Gempong," Hasil penelitian didapat bahwa dengan menggunakan Skala Empowerment Resident through Tourism (RETS), empat dimensi pengembangan desa wisata dipelajari.…”

“…Berdasarkan isu penelitian di atas, penulis tertarik untuk mengidentifikasi hasil penelitian dengan menggunakan teori Pitana dan Gayatri (2005). Teori ini menyatakan bahwa BUMDes memiliki peran utama dalam pengembangan potensi pariwisata di daerahnya dengan tiga peran kunci, yaitu: a) sebagai Motivator, di mana BUMDes mendorong usaha pariwisata untuk terus berkembang dan berkembang; b) sebagai Fasilitator, di mana BUMDes bertanggung jawab untuk menyediakan fasilitas yang mendukung semua program pariwisata; dan c) sebagai Dinamisator, di mana BUMDes mendorong semua pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dalam pengembangan sektor pariwisata (Veny Megawati, 2022).…”

Penggunaan ChatGPT dalam Pengulasan Artikel Bertopik “Tax Avoidance”

“…Penulis sering membahas mengenai desa-desa di Indonesia yang sebenarnya memiliki potensi untuk berkembang dan menjadi desa wisata yang menarik perhatian wisatawan baik dalam negeri maupun mancanegara, jika pemerintah Indonesia lebih memberi perhatian pada pengembangan daerah baik dari segi pengawasan, dana, dan lain-lain. (Megawati et al, 2022) Namun kenyataannya yang ada sangat jauh dari yang diharapkan dan sangat memprihatinkan, kita patut bersimpati atas hal ini karena, masih belum dilakukan pengembangan desa yang baik atau bahkan memadai dan kurangnya memaksimalkan penggunaan teknologi terutama media sosial dalam pengembangan desa tersebut. (Megawati et al, 2020) Tidak hanya terkait hal-hal apa saja yang dibutuhkan untuk pengembangan desa menjadi desa yang berpotensi menjadi desa wisata, penulis dalam beberapa artikelnya juga membahas terkait penghindaran pajak.…”