2022
DOI: 10.35816/jiskh.v11i1.718
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pemberian Rational Emotive Behavior Therapy Dalam Mengontrol Perilaku Agresif Pada Pasien Perilaku Kekerasan

Abstract: Pendahuluan: Perilaku kekerasan merupakan salah satu gejala gangguan jiwa yang dapat memicu bahaya secara fisik pada diri pasien maupun orang lain. Tujuan: mengetahui pemberian Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) dalam mengontrol perilaku agresif pada pasien perilaku kekerasan. Metode: Tinjauan ini menggunakan pendekatan literature review. Sumber data diperoleh melalui hasil penelusuran artikel menggunakan empat database yaitu Pubmed, Proquest, Garuda, dan Google Scholar diidentifikasi 26.083 … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
0
0
3

Year Published

2023
2023
2023
2023

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(3 citation statements)
references
References 13 publications
0
0
0
3
Order By: Relevance
“…Pasien yang tidak menyadari bahwa mereka menderita skizofrenia, telah keluar masuk rumah sakit karena skizofrenia, adalah gangguan mental serius yang membutuhkan perawatan intensif [16]. Pemberian REBT dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan pasien untuk mengendalikan perilaku agresif yang ditandai dengan perubahan respons kognitif, afektif, sosial, dan fisiologis pasien [17]. Pasien tidak lagi menggunakan pikirannya sebagai organ berpikir tetapi sebagai alat untuk menghasilkan sensasi yang membuat realitas psikis dan emosional tidak dapat dipahami; Keadaan pikiran ini menghasilkan halusinasi dan delusi [18].…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Pasien yang tidak menyadari bahwa mereka menderita skizofrenia, telah keluar masuk rumah sakit karena skizofrenia, adalah gangguan mental serius yang membutuhkan perawatan intensif [16]. Pemberian REBT dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan pasien untuk mengendalikan perilaku agresif yang ditandai dengan perubahan respons kognitif, afektif, sosial, dan fisiologis pasien [17]. Pasien tidak lagi menggunakan pikirannya sebagai organ berpikir tetapi sebagai alat untuk menghasilkan sensasi yang membuat realitas psikis dan emosional tidak dapat dipahami; Keadaan pikiran ini menghasilkan halusinasi dan delusi [18].…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Pengetahuan yang diperoleh dari ulasan ini tidak cukup bagi kami untuk menawarkan rekomendasi khusus tentang cara meningkatkan kualitas perawatan atau keselamatan [22]. Pemberian REBT dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan pasien untuk mengendalikan perilaku kekerasan dalam perilaku agresif yang ditandai dengan perubahan respons kognitif, afektif, sosial, dan fisiologis pasien [23]. Sebagian prosedur tindakan yang dilakukan kurang sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan oleh rumah sakit, pengikatan dilakukan dalam waktu lebih dari empat jam serta dilakukan tanpa meminta persetujuan dari pasien melaikan hanya melihat kondisi pasien perlu atau tidak dilakukan restrain.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Pendidikan kesehatan bagi keluarga pasien skizofrenia dibutuhkan untuk mengurangi dampak fisik maupun psikologis dari perilaku kekerasan [6]. Pemberian REBT dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan pasien untuk mengendalikan perilaku kekerasan dalam perilaku agresif yang ditandai dengan perubahan respons kognitif, afektif, sosial, dan fisiologis pasien [7]. Efek terapi perilaku dialektik (DBT) efektif pada pasien dalam mengendalikan emosi negatif mereka [8].…”
Section: Pendahuluanunclassified