AbstrakDalam upaya meningkatkan nilai rasio elektrifikasi mencapai 99,9% dan pemanfataan energi baru terbarukan (EBT) hingga 25% pada tahun 2025 diperlukan Rancangan Umum Energi Nasional (RUEN) yang diturunkan menjadi Rancangan Umum Energi Daerah (RUED). Potensi energi baru terbarukan baik berupa potensi energi surya, hidro, panas bumi maupun laut memerlukan kebijakan strategis untuk mengelola dan memenuhi ketahanan energi. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksikan kebutuhan energi dan melakukan pemetaan potensi energi baru terbarukan, sehingga diperoleh bauran energi yang seimbang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan piranti lunak Long-range Energy Alternatives Planning system (LEAP) dengan metode pendekatan sistem dinamik. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa potensi energi baru terbarukan dapat diintegrasikan dalam RUED untuk memenuhi kebutuhan energi di wilayah ini. Penelitian ini dapat menghasilkan prediksi bahwa emisi CO2 diproyeksikan akan naik 1,8 kali lipat dari 32,5 juta ton pada tahun 2019 menjadi 59,1 juta ton pada tahun 2028, sebagian besar pembangkit masih didominasi oleh hydro power dari 2020-2050, dan investor terkendala biaya produksi yang tinggi, sehingga pembangkit listrik di Sumatera masih didominasi oleh pembangkit listrik bahan bakar fosil. Kata Kunci: Sumatera, Energi Terbarukan, Long-range Energy Alternatives Planning system, emisi