2020
DOI: 10.38075/tp.v14i1.47
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Penanggulangan Potensi Radikalisme Melalui Penilaian Buku Pendidikan Agama Pada Sekolah Dan Madrasah

Abstract: This research aims to find out: (1) the urgency of religious literature on religious understanding’s development; (2) potential radicalism presented in religious education books both in schools and madaris (3) countermeasure of potential radicalism through evaluating religious education books assessed by the Ministry of Religious Affairs (MORA). The study uses a qualitative descriptive approach with interviews, observation, and documentation studies as the data-gathering tool. In data analysis, researcher uses… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
2
0
3

Year Published

2021
2021
2023
2023

Publication Types

Select...
4
1

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(5 citation statements)
references
References 0 publications
0
2
0
3
Order By: Relevance
“…Ideologi-ideologi semacam itu sangat bertentangan dengan Pancasila sebagai konsensus bersama, dan UUD 1945 serta peraturan perundang-undangan yang berlaku di NKRI. Nugraha & Fauzan, (2020) mengemukakan bahwa paham-paham radikal sudah mulai masuk dan berkembang ke dalam lembaga pendidikan formal, dan hal itu semakin mengkhawatirkan dan harus secara serius diwaspadai. Data selanjutnya, yaitu terdapat buku paket pelajaran dan LKS tahun 2015, memuat ajaran yang memperbolehkan menghilangkan nyawa orang lain yang berbeda kepercayaan atau keyakinan (Umro, 2018), yang tentu agama manapun tidak memperbolehkan atau menyetujui perbuatan yang jauh dari hakikat agama semacam itu.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Ideologi-ideologi semacam itu sangat bertentangan dengan Pancasila sebagai konsensus bersama, dan UUD 1945 serta peraturan perundang-undangan yang berlaku di NKRI. Nugraha & Fauzan, (2020) mengemukakan bahwa paham-paham radikal sudah mulai masuk dan berkembang ke dalam lembaga pendidikan formal, dan hal itu semakin mengkhawatirkan dan harus secara serius diwaspadai. Data selanjutnya, yaitu terdapat buku paket pelajaran dan LKS tahun 2015, memuat ajaran yang memperbolehkan menghilangkan nyawa orang lain yang berbeda kepercayaan atau keyakinan (Umro, 2018), yang tentu agama manapun tidak memperbolehkan atau menyetujui perbuatan yang jauh dari hakikat agama semacam itu.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Masing-masing FGD dihadiri oleh kementrian agama khususnya sie Pendidikan Madrasah (Pendma). Hasil identifikasi diperoleh kondisi sebagai berikut yakni pimpinan madrasah banyak yang belum memahami program penguatan moderasi beragama, pimpinan madrasah belum banyak menyusun program penguatan moderasi beragama, pimpinan madrasah belum terbiasa mengajarkan atau mensimulasikan penguatan moderasi beragama, pimpinan madrasah kesulitan dalam membuat penguatan moderasi beragama, pimpinan madrasah mengalami kesulitan dalam mewujudkan moderasi agama dalam materi-materi mata pelajaran khususnya PAI, Secara implementatif banyak madrasah yang sudah melaksanakan program berbasis nilai-nilai moderasi beragama hanya belum secara spesifik menjadi tujuan kegiatan (Nugraha and Fauzan 2020, Susanto 2022, Syamsurrijal 2021 Langkah selanjutnya adalah melakukan pengumpulan dan analisis kebutuhan. Berdasarkan berbagai masukan serta hasil identifikasi masalah, maka terdapat beberapa kebutuhan yang diidentifikasi, antara lain: pimpinan madrasah membutuhkan pelatihan penyusunan program penguatan moderasi beragama, pimpinan madrasah memerlukan pelatihan strategi program penguatan moderasi beragama, pimpinan madrasah memerlukan beberapa referensi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam menyusun program penguatan moderasi beragama.…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
“…Masuknya radikalisme di kalangan pelajar perlu perhatian serius. Pasalnya, radikalisme mulai menyusup dan berkembang di dalam lembaga pendidikan formal (Nugraha, Fauzan, 2020). Salah satunya masuk melalui jaringan mentoring rohis yang ada di sekolah (Sofanudin, 2017).…”
Section: Ironisnyaunclassified