Penatalaksanaan Resiko Penurunan Perfusi Jaringan Cerebral pada Pasien Hipertensi Emergency

Abstract

Hipertensi emergensi yang memiliki masalah kesehatan dengan risiko penyakit kardiovaskular paling sering belum dikontrol secara optimal dan didukung dengan data objektif dari hasil pemeriksaan pendukung. Memahami asuhan keperawatan pada pasien darurat hipertensi dengan masalah keperawatan risiko penurunan perfusi jaringan otak di ruang gawat darurat di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. Mengambil 2 Pasien dengan diagnosis medis hipertensi darurat. Memberikan perawatan keperawatan yang tepat kepada Pasien dapat membantu mengurangi penyakit kardiovaskular dan dapat membantu mengatasi masalah keperawatan lainnya yang dialami oleh pasien. Manajemen pasien dalam keadaan darurat hipertensi dengan Risiko Penurunan Perfusi Jaringan Serebral di Mr D dan Mrs. R di departemen darurat Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang sebagian diatasi.

Pain Management and Oxytocin Massage in Post-Cesarean Section Patients with Preeclampsia: A Case Report

“…will experience death. Implementation carried out in the 1000 diagnosis at the risk of ineffective cerebral perfusion, namely medical therapy, monitoring vital signs and providing education (21).…”

Penerapan Terapi Murottal Al-Qur’an (Al-Kahfi) Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi

“…Keluhan utama yang dirasakan kedua klien adalah sakit kepala serta pegal pada tengkuk. Hal tersebut selaras dengan penelitian (Prasetya & Chanif, 2020) yang menyebutkan bahwa manifestasi klinis pada penderita hipertensi adalah sakit kepala, pusing, dan pegal pada tengkuk bagian belakang. Ketika hal tersebut dibiarkan dalam jangka yang lama maka dapat menyebabkan suatu komplikasi yaitu otak mengalami perdarahan karena ateroklerosis yang dapat menimbulkan masalah risiko perfusi serebral tidak efektif.…”

The Relationship Between Medication Compliance And The Incidence Of Hypertension Crisis In RSUD. Haji Makassar

“…The incidence of hypertension will continue to increase sharply, predicted by 2025 as many as 29% or 1.6 billion adults worldwide who experience hypertension. This hypertension disease ranks 3rd as one of the highest killers in Indonesia after stroke and tuberculosis (Prasetya &;Chanif, 2020). Based on data from the South Sulawesi Provincial Health Office in 2019, according to district / city data, the highest prevalence of hypertension was found in Makassar City as many as 290,247 cases (Susanti et al, 2022).…”

“…Action that must be taken to overcome the hypertension crisis is to lower blood pressure quickly, certain doses of anti-hypertension (parenteral) can be done to overcome it. If the target organ is not affected, the process of lowering blood pressure in hypertension crisis can be lowered in 24-48 hours (Prasetya &;Chanif, 2020).Risk factors for hypertension generally occur due to a history of disease in the family and age factors as factors that cannot be modified. The unhealthy lifestyle including the habit of consuming alcohol, uncontrolled hypertension or compliance to taking antihypertension drugs is a modifiable factor but is often the cause of chronic hypertension to lead to a hypertension crisis (Mahendra, 2019;Uchmanowicz et al, 2019).…”