2021
DOI: 10.24912/psenapenmas.v0i0.14981
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pencegahan Dan Penanggulangan Perkawinan Anak Bagi Remaja Dan Karang Taruna Kelurahan Limo Kota Depok

Abstract: The problem of early marriage or child marriage is not a new problem in Indonesia and for countries in the world. Underage marriage is considered a serious problem because it raises controversy in society, not only in Indonesia but also a global issue. According to the Council of Foreign Relations, Indonesia is one of the ten countries in the world with the highest absolute number of child marriages and the second highest in ASEAN after Cambodia. It is estimated that one in five girls in Indonesia are married … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
4
1

Citation Types

0
1
0
4

Year Published

2024
2024
2024
2024

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(5 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
0
4
Order By: Relevance
“…Pada dasarnya, anak menjadi kelompok yang rawan terhadap tindak kekerasan seksual karena posisinya yang lemah, dan memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap orang-orang dewasa (Zahirah, Nurwati, & Krisnani, 2019). Dalam kasus kekerasan seksual, kadang kala anak juga tidak mampu melakukan perlawanan maupun bantahan karena adanya pemaksaan, ancaman, bahkan suap (Kurniawan, Nurwati, & Krisnani, 2019;Lewoleba, Mulyadi, Satino, & Wahyuningsih, 2022). Ditambah lagi, seringkali anak tidak paham bahwa mereka adalah korban kekerasan seksual, sehingga mereka tidak melaporkannya kepada orang lain (Tursilarini, 2017).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 3 more Smart Citations
“…Pada dasarnya, anak menjadi kelompok yang rawan terhadap tindak kekerasan seksual karena posisinya yang lemah, dan memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap orang-orang dewasa (Zahirah, Nurwati, & Krisnani, 2019). Dalam kasus kekerasan seksual, kadang kala anak juga tidak mampu melakukan perlawanan maupun bantahan karena adanya pemaksaan, ancaman, bahkan suap (Kurniawan, Nurwati, & Krisnani, 2019;Lewoleba, Mulyadi, Satino, & Wahyuningsih, 2022). Ditambah lagi, seringkali anak tidak paham bahwa mereka adalah korban kekerasan seksual, sehingga mereka tidak melaporkannya kepada orang lain (Tursilarini, 2017).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Pelaku-pelaku kejahatan seksual ini seharusnya menjadi pelindung bagi keselamatan anak. Karena tindakan jahatnya, orang-orang di sekitar anak yang menjadi pelaku kejahatan seksual ini telah membuat tempat-tempat aman seperti rumah, sekolah, maupun ruang publik untuk anak menjadi tidak nyaman dan tidak bersahabat lagi (Lewoleba, Mulyadi, Satino, & Wahyuningsih, 2022). Kekerasan seksual yang dilakukan terhadap anak-anak ini telah ramai diberitakan di media, dan telah menjadi fenomena global yang menakutkan bagi anak-anak karena para pelakunya adalah orang-orang yang tidak asing bagi korban-korban (Hakim, et al, 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 2 more Smart Citations
“…Dating relationships also represent a process where two individuals are searching for compatibility, eventually transitioning into a more serious relationship, namely a family through marriage (Dosil et al, 2020;Haris Muhammad, 2021). Romantic relationships should ideally be happy, involve sharing, affection, complementing each other's shortcomings, and being able to commit before progressing to more serious commitments (Acker & Davis, 1992;Lewoleba & Wahyuningsih, 2022). According to previous study there are seven reasons why people engage in dating: due to environmental influence, the need to share with someone, seeking acceptance, getting to know and understand someone they love, building relationships, finding inspiration and mood boosters, and needing someone who is always there and reliable (Santika & Permana, 2021).…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%