Penyakit kulit salah satunya yaitu infeksi kulit dapat terjadi dikarenakan luka kecil atau goresan pada kulit, bila banyak bakteri pada permukaan kulit seperti Staphylococcus aureus dapat mengakibatkan infeksi pada folikel rambut dan kelenjar keringat, bisul dan infeksi pada luka. Salah satunya dapat berupa bisul pada jaringan atau permukaan kulit dengan tanda khas yaitu inflamasi, nekrosis, dan pembentukan abses. Pengobatan infeksi kulit biasanya diobati dengan antibiotik. Namun, resistensi bakteri yang meluas terhadap obat yang ada telah mendorong ekstraksi agen antibakteri baru dari bahan alami, yaitu kulit manggis, yang diketahui mengandung bahan aktif maupun sifat antibakteri seperti flavonoid, xanton, tanin, terpenoid dan saponin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan kulit manggis dan potensinya sebagai agen topikal dalam pengobatan bakteri penyebab bisul. Metode penulisan artikel ini adalah dengan melakukan penelitian terhadap dokumen-dokumen dari jurnal dalam dan luar negeri dalam kurun waktu lima tahun terakhir dan buku-buku di bidang kefarmasian. Didapatkan hasil bahwa ekstrak kulit buah manggis berpotensi digunakan sebagai pengobatan topikal dalam menangani bakteri penyebab bisul dikarenakan dalam kulit buah manggis mengandung senyawa α-mangostin, xanthone, dan flavonoid yang memiliki aktivitas antibakteri dengan cara aktif dalam melawan Vancomycin resistant Enterococci (VRE) dan Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Kesimpulan yang didapat bahwa ekstrak kulit buah manggis berpotensi sebagai sediaan topikal dalam menangani bisul karena memiliki aktivitas antibakteri.