2019
DOI: 10.31258/unricsce.1.255-261
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Penerapan teknologi biopori dalam pencegahan banjir dan kekeringan yang sekaligus pembuatan biokompos di Kelurahan Delima Kecamatan Tampan Pekanbaru

Abstract: Banjir merupakan masalah yang hampir setiap tahun melanda wilayah perkotaan maupun pedesaan. Umumnya di perkotaan banjir lebih banyak disebabkan oleh tidak lancarnya aliran air (diselokan) akibat sampah yang dibuang ke aliran air dan berkurangnya kawasan resapan air. Kelurahan Delima Kecamatan Tampan terdapat kawasan perumahan sederhana yang memiliki halaman rumah terbatas berukuran sekitar 7m x13 m sampai dengan 10 m x 15 m per unit rumah. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, dikawasan ini menggunakan sumur b… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2020
2020
2020
2020

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 2 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Teknologi peresapan air ke dalam tanah, seperti kolam resapan (infiltration basin), parit resapan (infiltration trench), dan sumur resapan (french drain) sudah dikenal masyarakat. Namun, teknologi peresapan air tersebut belum dapat diterapkan secara luas karena berbagai alasan, antara lain, memerlukan tempat yang relatif luas, waktu yang relatif lama, dan biaya yang relatif mahal (Dahliaty et al, 2019). Oleh karena itu, LRB menjadi alternatif yang tepat untuk diterapkan, terutama di daerah yang tidak memiliki lahan luas.…”
Section: Metode Pelaksanaanunclassified
“…Teknologi peresapan air ke dalam tanah, seperti kolam resapan (infiltration basin), parit resapan (infiltration trench), dan sumur resapan (french drain) sudah dikenal masyarakat. Namun, teknologi peresapan air tersebut belum dapat diterapkan secara luas karena berbagai alasan, antara lain, memerlukan tempat yang relatif luas, waktu yang relatif lama, dan biaya yang relatif mahal (Dahliaty et al, 2019). Oleh karena itu, LRB menjadi alternatif yang tepat untuk diterapkan, terutama di daerah yang tidak memiliki lahan luas.…”
Section: Metode Pelaksanaanunclassified