2010
DOI: 10.18269/jpmipa.v15i2.291
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pengajaran Sains Dengan Praktikum Laboratorium: Perspektif Dari Guru-Guru Sains SMPN Di Kota Cimahi

Abstract: Science laboratory activities are important part of science learning at school level. However there are still debate about how we put in the context of science learning and best approach to use them. Using mixed methods, this research investigates science teachers' perspectives regarding science laboratory activities in Cimahi, West Java, Indonesia at public junior secondary school level. There were sixty two teachers participated giving their answer and write their comments in the questionnaire, then followed… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
7
0
6

Year Published

2016
2016
2022
2022

Publication Types

Select...
8

Relationship

0
8

Authors

Journals

citations
Cited by 14 publications
(13 citation statements)
references
References 4 publications
0
7
0
6
Order By: Relevance
“…Hal ini dikarenakan penggunaan laboratorium di sekolah memiliki hambatan yakni: suasana yang sulit diatur, waktu yang tidak banyak mengingat tidak adanya laboran, keterbatasan alat dan ruang laboratorium (antara lab biologi, fisika, kimia dalam satu ruangan), jadwal penggunaan lab yang tidak beraturan dikarenakan harus berbagi ruang laboratorium dengan mata pelajaran lain serta kompetensi guru terhadap proses praktikum masih kurang, sehingga penggunaan laboratorium kurang efektif. Pernyataan tersebut juga didukung oleh Sumintono (2010) yang menyatakan bahwa pembelajaran sains dengan menggunakan laboratorium dapat dihambat dengan keterbatasan kompetensi guru, kelengkapan alat laboratorium.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Hal ini dikarenakan penggunaan laboratorium di sekolah memiliki hambatan yakni: suasana yang sulit diatur, waktu yang tidak banyak mengingat tidak adanya laboran, keterbatasan alat dan ruang laboratorium (antara lab biologi, fisika, kimia dalam satu ruangan), jadwal penggunaan lab yang tidak beraturan dikarenakan harus berbagi ruang laboratorium dengan mata pelajaran lain serta kompetensi guru terhadap proses praktikum masih kurang, sehingga penggunaan laboratorium kurang efektif. Pernyataan tersebut juga didukung oleh Sumintono (2010) yang menyatakan bahwa pembelajaran sains dengan menggunakan laboratorium dapat dihambat dengan keterbatasan kompetensi guru, kelengkapan alat laboratorium.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Proses pendidikan dan pengajaran memerlukan peralatan untuk melakukan observasi dan juga pengamatan langsung dilapangan. Proses observasi dilapangan akan memberikan nilai tersendiri pada peserta didik yang sedang melakukan observasi tersebut (Bambang, 2010;Lin dkk, 2017). Pada Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Riau, terdapat satu matakuliah yaitu Fisika Kebumian Lanjut, yang mana pada matakuliah ini mahasiswa dihadapkan pada masalah kebumian.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Sriyono & Hamid (2003) dan Bambang Sumintono (2010), menunjukkan gejala bahwa kemampuan guru dalam mengelola kegiatan laboratorium masih kurang, dan frekuensi penggunaan laboratorium masih rendah karena keterbatasan alat dan bahan praktikum. Sejalan dengan penelitian tersebut, temuan Kelompok Kerja Tenaga Laboratorium (KKTL) tahun 2012, bahwa pemanfaatan dan pengelolaan laboratorium sebagai sumber belajar yang belum optimal atau tidak digunakan disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya yaitu: (1) banyak alat-alat laboratorium dan bahan yang sudah rusak yang belum diadakan kembali; dan (2) tidak cukupnya/terbatasnya alat-alat dan bahan mengakibatkan tidak setiap peserta didik mendapat kesempatan belajar untuk mengadakan eksperimen.…”
Section: Pendahuluanunclassified