Pengaruh Informasi Akuntansi dan Permintaan Investor terhadap Underpricing

Abstract

Underpricing is a phenomenon that often occurs from IPO activities on the IDX. Underpricing is the difference in stock prices that occur in the primary .market’ and secondary’ market, where the bid price is lower than the closing price of the first trading day. The purpose of this research is to find out the effect of accounting information and investor demand on underpricing.This research was conducted’.at companies whose IPO on .the’ Stock .Exchange in 2016-2018. Data collection was obtained from the collection of prospectuses and company financial statements. The total sample of 81 companies using a purposive sampling method. The analysis technique used is multiple linear regression analysis. This study proves that profitability and firm size negatively affect underpricing, while financial leverage and investor demand have no effect on underpricing.
 Keywords: Underpricing; Profitability; Company Size; Investor Demand.

Analisis Pengaruh Proporsi Hutang, EPS Dan Oversubscription Terhadap Fenomena Underpricing

“…Untuk meminimalisir terbentuknya harga perdana rendah yang diakibatkan oleh asimetri information Industri bisa menerbitkan laporan prospectus yang berisi rincian tentang data dan fakta material tentang penawaran perdana emiten baik berbentuk laporan keuangan ataupun non keuangan. Data yang ada pada prospectus menolong investor untuk membuat keputusan yang rasional mengenai resiko nilai saham sebenarnya yang di tawarkan emiten (Pradnyadevi & Suardikha, 2020). Berdasarkan dari riset sebelumnya menunjukkan bahwasannya laporan keuangan serta non keuangan yang terletak didalam laporan prospektus dipakai investor untuk mengambil pertimbangan penanaman modal di pasar modal serta studi tersebut memperoleh beberapa aspek yang pengaruhi rendahnya harga saham perdana .…”

“…Underpricing ialah selisih antara harga penutupan saham pada hari pertama IPO emiten dengan harga saham pada saat IPO (Pradnyadevi & Suardikha, 2020). Atau harga penutupan saham di pasar perdana lebih rendah dari harga jual saham yang sama di pasar sekunder, dan terdapat selisih positif antara harga saham di pasar sekunder dan harga saham di pasar perdana (Sembiring et al, 2018) menurut riset (Sari, 2020) ada beberapa teori dasar untuk menerangkan fenomena underpricing dikala IPO, ialah : Asimetri information serta Signaling Theory.…”

“…Harga saham di pasar sekunder sudah pasti lebih tinggi dari harga saham di pasar perdana sehingga menyebabkan harga saham melambung tinggi. Semakin besar permintaan dari investor pada saat IPO maka semakin besar pula derajat underpricing (Pradnyadevi & Suardikha, 2020). Hal ini didukung oleh penelitian (Sulistyowati, 2020) yang menjelaskan bahwa jika permintaan yang semakin besar dari investor membuktikan bahwa investor memiliki sentimen serta optimistik yang besar terhadap saham industri yang IPO.…”

“…Di sisi lain, harga penawaran yang sangat besar akan memicu gagalnya proses IPO (underpricing). Hasil riset ini didukung oleh riset (Sulistyowati, 2020) serta berlawanan dengan hasil riset (Pradnyadevi & Suardikha, 2020) yang menerangkan jika permintaan investor yang besar (Oversubscription) tidak mempengaruhi terhadap underpricing. Perbedaan hasil riset terjadi sebab kriteria dari prosedur sampling yang digunakan berbeda serta periode yang digunakan juga berbeda KESIMPULAN Bersumber pada hasil riset bisa disimpulkan kalau earning per share serta oversubscription mempengaruhi positif terhadap underpricing.…”

Analisis Penetapan Harga Pokok Produksi pada Perusahaan Manufaktur di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

“…Penetapan harga pokok produksi adalah proses keputusan untuk menetapkan harga suatu produk (Merkusiwati & Damayanthi, 2020). Penetapan harga pokok produksi berbeda dari kebijakan harga pokok produksi (Pradnyadevi & Suardikha, 2020). Dugan et al (2017) menyatakan bahwa kebijakan harga pokok produksi adalah pernyataan sikap manajemen terhadap keputusan harga pokok produksi.…”