Kegiatan integrasi sapi – kelapa sawit diinisiasi oleh pemerintah pusat dengan Revitalisasi Pertanian Peternakan dan Kehutanan (RPPK) tahun 2005. Tujuan dari kegiatan integrasi sapi – kelapa sawit adalah terjadinya symbiosis mutualisme terhadap masing-masing komoditi dengan upaya efisiensi biaya produksi kelapa sawit, peningkatan pendapatan petani hingga tercapai kesejahteraan petani. Integrasi sapi – kelapa sawit merupakan pengelolaan perkebunan kelapa sawit dan peternakan sapi secara bersama-sama. Penelitian bertujuan untuk menganalisis implementasi integrasi perkebunan sawit dengan pemeliharaan ternak sapi dan menganalisis berapa besar efisiensi biaya produksi kepala sawit dalam keberlanjutan kegiatan integrasi sapi – kelapa sawit. Sampel penelitian sebanyak 60 Petani. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan kuantitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga pola dalam kegiatan integrasi sapi – kelapa sawit, yaitu pola intensif, pola ekstensif dan pola semi intensif. Keberlanjutan kegiatan integrasi sapi – kelapa sawit didasari oleh terjadinya peningkatan ekonomi, intensitas komunikasi dan kerjasama antar sesama petani. Efisiensi biaya produksi kelapa sawit terjadi setelah melakukan integrasi sapi – kelapa sawit dengan persentase sebesar 80% dengan kategori banyak. Artinya kegiatan integrasi sapi – kelapa sawit memberikan keuntungan relative terhadap efisiensi biaya dalam pengelolaan kelapa sawit. Efisiensi disebabkan penggunaan pupuk organik sebesar 84,6% dan efisiensi biaya tenaga kerja, perawatan sapi dan sawit sebesar 75,4%.