2018
DOI: 10.24198/jiif.v2i1.15606
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pengaruh Komposisi Campuran Sabut dan Tempurung Kelapa terhadap Nilai Kalor Biobriket dengan Perekat Molase

Abstract: Abstrak. Indonesia merupakan negara tropis yang menjadi salah satu penghasil kelapa terbesar di dunia. Dalam satu buah kelapa hanya menghasilkan daging kelapa sebesar 28%, sisanya adalah sabut kelapa sebesar 35% dan tempurung kelapa sebesar 12% yang sering dianggap sebagai limbah sisa. Salah satu bentuk pemanfaatan dari limbah sabut dan tempurung kelapa yaitu dengan dibuat menjadi briket yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi yang optimal pada p… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1
1

Citation Types

3
9
0
21

Year Published

2019
2019
2023
2023

Publication Types

Select...
5
1

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 15 publications
(33 citation statements)
references
References 0 publications
3
9
0
21
Order By: Relevance
“…In this process, we took the value of 0.75%. Then we repeat the evaluation process using all experimental data set in [3][23] [24] . The results are given in Table 4.…”
Section: Resultsmentioning
confidence: 99%
“…In this process, we took the value of 0.75%. Then we repeat the evaluation process using all experimental data set in [3][23] [24] . The results are given in Table 4.…”
Section: Resultsmentioning
confidence: 99%
“…Tempurung kelapa merupakan limbah biomassa yang sangat berpotensi untuk dijadikan briket arang. Menurut (Nurhilal & Sri Suryaningsih, 2018) satu buah kelapa memiliki persentase daging buah yang digunakan hanya sekitar 28%, sedangkan untuk tempurung dan sabut kelapanya masing-masing memiliki persentase sebesar 12% dan 35%. Selain daging buah, kedua bahan ini, kerap menjadi limbah yang menimbulkan sampah di lingkungan.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Komposisi tempurung kelapa dengan sabut kelapa memiliki nilai kalor hampir mencapai nilai standar 4.000 cal/g yaitu 3.708,34 cal/g, sedangkan nilai kalor tempurung kelapa dengan sekam padi, hanya 3.145 cal/g. Dalam (Nurhilal, 2018) menyatakan bahwa tempurung kelapa di dalamnya memiliki nilai kalor sebesar 7283,5 cal/g, dimana nilai kalor ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai kalor biomassa lainnya. Terjadinya penurunan pada kedua perbandingan di atas, dikarenakan rendahnya fixed karbon yang dimiliki oleh sabut kelapa dan sekam padi, perlu diketahui dari ketiga komposisi di atas, tempurung kelapa yang memiliki nilai fixed karbon yang tinggi.…”
Section: Nilai Kalorunclassified
“…Molase merupakan sumber energi esensial dengan kandungan gula di dalamnya. Molase memiliki kandungan protein 3,1 %, serat 60 %, lemak 0,9 %, dan abu 11,9 % sedangkan nilai kadar air dalam cairan molase yaitu sekitar 15-25%, cairan tersebut berwarna kehitaman dan berupa sirum manis selain itu, penggunaan perekat molase dapat menghasilkan briket dengan nilai ketahanan, kerapatan, kadar zat menguap, dan kadar abu yang besar (Nurhilal & Suryaningsih, 2018). Jumlah perekat untuk pembuatan biobriket juga harus diperhatikan, karena semakin banyak perekat yang digunakan maka asap yang dikeluarkan akan semakin banyak pada saat briket dibakar dan apabila perekat terlalu sedikit maka briket pun akan mudah hancur.…”
Section: Pendahuluanunclassified