Abstract. Rice husk is the outermost part of the rice seed which is a hard layer and a waste material from rice milling. Rice husk includes biomass that can be exploited for various requirements such as industrial raw materials as well as energy sources or fuel but only a small group of people use it. This research is conducted utilizing the rice husk as an alternative fuel by making it as a charcoal briquette. To make the treatment easy, firstly the rice husk biomass was converted into charcoal powder by carbonization method using two kinds of furnace which have different heating behavior. The best carbonization results are obtained from the furnace, which has a constant temperature heating behavior. The process of making briquettes is prepared by adding tapioca starch of 6% concentration by weight as charcoal adhesive and then printed with the aid of pressing tools using loads at 1,000 kg/cm 2 . The resulting briquette has a calorific value about 3.126 cal/g, mass density is 0.86 g/cm 3 and compressive strength is about 2.02 kg/cm 2 , so that the bio-briquette of charcoal produced can be used as alternative energy to replace the fossil fuel for domestic or household purposes.
Abstrak. Indonesia merupakan negara tropis yang menjadi salah satu penghasil kelapa terbesar di dunia. Dalam satu buah kelapa hanya menghasilkan daging kelapa sebesar 28%, sisanya adalah sabut kelapa sebesar 35% dan tempurung kelapa sebesar 12% yang sering dianggap sebagai limbah sisa. Salah satu bentuk pemanfaatan dari limbah sabut dan tempurung kelapa yaitu dengan dibuat menjadi briket yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi yang optimal pada pembuatan briket campuran sabut dan tempurung kelapa dengan menggunakan perekat tetes tebu (molase). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode ekperimen dengan tahapan persiapan bahan, karbonisasi bahan, pembuatan briket, dan pengujian briket. Pada pembuatan briket, bahan perekat yang digunakan adalah perekat molase dengan konsentrasi 10%. Pengujian yang dilakukan meliputi uji proksimat, uji nilai kalor, dan uji pembakaran dengan metode WBT (Water Boiling Test) untuk mengetahui efisiensi pembakaran. Dari hasil penelitian menunjukan peningkatan nilai kalor seiring dengan penambahan konsentrasi tempurung kelapa. Sehingga komposisi yang optimal pada pembuatan briket campuran sabut dan tempurung kelapa adalah 50% : 50% dengan nilai kalor sebesar 6211 kal/g dan telah memenuhi Standar Briket Nasional. Dan dari hasil uji pembakaran didapatkan efisiensi pembakaran sebesar 9,861%. Kata kunci : Tempurung Kelapa, Molase, Briket, Nilai KalorAbstract. Indonesia is a tropical country that became one of the largest coconut producers in the world. In one coconut produce coconut meat of 28%, the rest is coconut husk 35% and coconut shell of 12% which is often regarded as waste residue. One form of utilization of coconut coir waste and shell is to be made into briquettes that can be used as an alternative fuel. This study aims to determine the optimal composition of briquettes mixture of coir and coconut shell by adhesive molasses. The method used in this research is experimental method with the stages of material preparation, material carbonization, briquette making, and briquette testing. In the manufacture of briquettes, adhesives used are molasses adhesives with a concentration of 10%. Tests conducted include proximate test, calorific value test, and combustion test with WBT (Water Boiling Test) method to determine the combustion efficiency. From the results of the study showed an increase in calorific value along with the addition of coconut shell concentration. The optimum composition of coconut husk briquette and coconut shell briquettes is 50%: 50% with a calorific value of 6211 cal/g and has complied with the National Briquettes Standard. And from combustion test result got the burning efficiency equal to 9.861%.
Sel Galvani yaitu sel yang menghasilkan arus listrik, terdapat tiga komponen, yaitu anoda, katoda, dan elektrolit. Elektrolit dapat berupa senyawa asam, garam, atau amfoter. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) merupakan salah satu buah yang mengandung asam format, sehingga berpotensi untuk menjadi larutan elektrolit. Tujuan penelitian ini antara lain: (1) untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) sebagai larutan elektrolit dalam sel Galvani untuk menghasilkan energi listrik, dan (2) untuk mengetahui perbandingan jumlah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) dan energi listrik yang dihasilkan. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental yang menggunakan belimbing wuluh sebagai objek penelitian. Hasil penelitian menginformasikan bahwa satu sistem sel Galvani dapat menghasilkan tegangan dan arus listrik sebesar 0.72 volt dan 0.29 mA. Setelah dilakukan penelitian dapat disimpulkan bahwa belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) dapat dimanfaatkan sebagai larutan elektrolit dalam sistem sel Galvani untuk menghasilkan energi listrik.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.