2005
DOI: 10.20886/jphh.2005.23.1.15-22
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pengaruh Lapisan Kayu Terhadap Sifat Bambu Lamina

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
5
0
9

Year Published

2012
2012
2024
2024

Publication Types

Select...
9

Relationship

1
8

Authors

Journals

citations
Cited by 18 publications
(14 citation statements)
references
References 0 publications
0
5
0
9
Order By: Relevance
“…Sementara itu hasil penelitian sebelumnya (Sulastiningsih et al, 2005) menunjukkan bahwa papan bambu lamina 3 lapis yang dibuat dari bilah bambu andong dengan perekat tanin resorsinol formaldehida dan perekatan bilah bambu dilakukan secara mendatar memiliki nilai pengembangan tebal rata-rata 1,03%. Hasil penelitian Supartini (2012) yang mempelajari karakteristik balok kayu laminasi bersilang (Cross Laminated Timber atau CLT) dari kayu cepat tumbuh menunjukkan bahwa pengembangan tebal balok CLT dari kayu manii yang dibuat menggunakan perekat isosianat, masing masing untuk balok CLT 3 lapis, 5 lapis, dan 7 lapis berturut turut adalah 3,74%, 4,68%, dan 4,97%.…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
“…Sementara itu hasil penelitian sebelumnya (Sulastiningsih et al, 2005) menunjukkan bahwa papan bambu lamina 3 lapis yang dibuat dari bilah bambu andong dengan perekat tanin resorsinol formaldehida dan perekatan bilah bambu dilakukan secara mendatar memiliki nilai pengembangan tebal rata-rata 1,03%. Hasil penelitian Supartini (2012) yang mempelajari karakteristik balok kayu laminasi bersilang (Cross Laminated Timber atau CLT) dari kayu cepat tumbuh menunjukkan bahwa pengembangan tebal balok CLT dari kayu manii yang dibuat menggunakan perekat isosianat, masing masing untuk balok CLT 3 lapis, 5 lapis, dan 7 lapis berturut turut adalah 3,74%, 4,68%, dan 4,97%.…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
“…Hasil penelitian lainnya (Iskandar 2014) menyatakan bahwa MOR venir lamina yang dibuat dari kayu sengon berkisar antara 476,03721,81 kg/cm 2 . MOR kayu lapis pasak linggo lebih tinggi dibandingkan dengan MOR bambu lamina yang lapisan tengahnya menggunakan kayu tusam, yaitu 962 kg/cm 2 (Sulastiningsih et al 2005). Hal ini diduga karena kerapatan kayu lapis pasak linggo lebih tinggi (0,93 g/cm 3 ) dibandingkan dengan kerapatan bambu lamina yang lapisan tengahnya menggunakan kayu tusam (0,64 g/cm 3 ).…”
Section: Modulus Patah (Mor)unclassified
“…Perekatan dilakukan kearah lebar (horizontal) dan kearah tebal (vertikal). Hasil perkatan tersebut dapat berupa papan atau balok tergantung dari ukuran tebal dan lebarnya (Sulastiningsih, I.M., 2005).…”
Section: Kayu Glulamunclassified