“…Karakter peduli sosial siswa dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial karena guru selalu mengajarkan karakter peduli sosial kepada siswa, karakter peduli sosial terbentuk karena adanya interaksi sosial dengan orang lain (Busyaeri & Muharom, 2016), sampai terbentuk kebiasaan dan budaya karakter peduli sosial, karena karakter peduli sosial dapat dipertahankan dengan kegiatan rutin atau proses pembiasaan (Admizal & Fitri, 2018), bukan hanya dalam proses pembelajaran namun juga kegiatan di luar proses pembelajaran seperti menjenguk orang sakit, kegiatan hari-hari besar, bersikap ramah terhadap orang lain (Admizal & Fitri, 2018). Karakter peduli sosial ditanamkan oleh guru melalui beberapa cara mulai dari perencanaan pembelajaran, model pembelajaran seperti model scientific approach, meskipun bisa juga melalui kegiatan sosiodrama yang dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kepedulian siswa (Siregar, 2018), metode diskusi kelompok atau kooperatif (Dupri, 2015), metode pembelajaran kooperatif (Sitirah, 2019) atau cerita tokoh (Pratama, 2017) namun tetap terintegrasi dengan karakter peduli sosial, guru bisa memberikan motivasi, nasehat, cerita, teguran, hukuman dan pujian (Admizal & Fitri, 2018) karena sikap guru dalam pembelajaran sangat mempengaruhi karakter peduli sosial siswa (Busyaeri & Muharom, 2016). Karakter peduli sosial ditanamkan dalam diri siswa dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial agar siswa mengetahui hakikat hidup manusia yang merupakan makhluk sosial, memiliki hubungan dengan manusia yang lain saling ketergantungan dalam kehidupan masyarakat (Busyaeri & Muharom, 2016), sehingga karakter peduli sosial dapat dikembangkan bukan hanya di lingkungan sekolah namun mulai dari lingkungan keluarga sampai ke lingkungan masyarakat yang luas (Anshori, 2016), sehingga memerlukan kerjasama pemerintah, sekolah, keluarga dan masyarakat (Dupri, 2015).…”