Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk kecurangan akademik (academic cheating) mahasiswa PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa PGMI adalah menyontek pekerjaan teman pada saat ujian, membuka buku saat ujian, menyalin tugas teman, membuka internet melalui handphone, copy paste dari internet. Faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa melakukan kecurangan akademik adalah sangat sulit mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen membutuhkan jawaban yang real, mahasiswa terpengaruh dengan adanya mahasiswa lain yang menyontek, soal yang diberikan oleh dosen terlalu sulit, waktu yang disediakan sangat singkat, mahasiswa tidak memahami materi yang diujikan, ragu dengan jawaban sendiri, tidak ada hukuman yang diberikan jika berbuat curang, mendapatkan nilai yang bagus. Abstract:This study aims to determine the forms of academic cheatings of the students of Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education Program at Tarbiyah and Teacher Training Faculty of UIN Alauddin Makassar. The results showed that the forms of academic cheating committed by the students while doing the exam are copying their friends' work, opening book, copying friend' task, open the internet via mobile phones, and doing copy-paste from the internet. The factors that lead to student academic cheating is the task given by the lecturers is very difficult and it needs text-book answers, the students affected by the presence of other students who cheat, questions given by the lecturers were too difficult, the time provided in the exam is very short, the students do not understand the material tested, they are unsure with their own answers, no penalty is given for cheating, and even the cheaters get good grades. Kata kunci:Cheating, Academic cheating, Mahasiswa LEMBAGA pendidikan formal mulai dari tingkat dasar, menengah, sampai dengan perguruan tinggi diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas. Salah satu tolok ukur dari keberhasilan dari kualitas pendidikan adalah nilai evaluasi dari hasil pembelajaran. Setiap peserta didik, baik siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah maupun mahasiswa pada level perguruan tinggi tentunya ingin mendapatkan nilai yang baik karena nilai tersebut menjadi salah satu hal yang menjadi tolok ukur kesuksesan seseorang. Sehingga segala upaya dilakukan agar dapat berhasil dalam ujian, termasuk dengan cheating (kecurangan).
Masalah utama dalam penelitian ini adalah kalangan pelajar mengalami dekadensi moral yang membutuhkan Model integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif SD Inpres 34 Bungung Katammu Kabupaten Bantaeng. Penentuan informan penelitian secara purposive sampling, yaitu kepala sekolah, guru, siswa dan orang tua. Teknik pengumpulan data menggunakan observation, depth-Interview dan dokumentasi. Teknik Analisis melalui data reduction, data display dan conclusion drawing. Teknik kebasahan data dilakukan melalui triangulasi sumber, waktu dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan model integrasi pendidikan karakter terdiri dari enam tingkatan dari tiga level yaitu (a) pada level individu (i) moral knowing, (ii) moral feeling (iii) moral sinverbal. (b) pada level individu-kelompok (i) moral action, (ii) moral habitus, (c) pada level kelompok ada moral culture yang dapat dintegrasikan nilai-nilai karakter pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS). Kata Kunci: Model Integrasi, Pendidikan Karakter, Pembelajaran, Ilmu Pengetahuan Sosial.
Introduction: The discriminatory behavior experienced by People Living With HIV (PLWH) remains an unresolved problem in Indonesia. The aims of this research were to determine the factors associated with the discriminatory behavior experienced by PLWH in Indonesia. Methods: This study used cross-sectional design data by processing secondary data from the Indonesian Demographic Health Survey (IDHS) conducted in 2017. The total sample in this study was 15,413 records obtained via the two-stage stratified cluster sampling technique. The variables in this study were knowledge, information, socioeconomic and demographic details and the discriminatory behavior experienced by PLWH. The instrument refers to IDHS 2017. The data were analyzed using a chi-squared test and multinomial logistic regression. Results: The results obtained show that approximately 78.87% of respondents exhibited discriminatory behavior against PLWH in Indonesia. Respondents who had more knowledge about HIV [RRR: 25.35; CI: 2.85, 225.18] and who had earnings [RRR: 2.15; CI: 1.18, 3.92] were more at risk of discriminatory behavior than others. Respondents who lived in a rural area were less likely to engage in discriminatory behavior against PLWH than those who lived in urban areas [RRR: 0.51; CI: 0.29, 0.91]. Conclusion: An increased understanding of HIV-AIDS and Indonesian people's acceptance of PLWH can occur through the provision of accurate information that is designed to prevent discriminatory behavior against PLWH. The government can consider this problem and further related policies so that PLWH can coexist in society and enjoy the same rights as those living without discrimination.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan literasi matematika siswa kelas VII SMP Negeri 5 Pallangga sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. Metode penelitian ini adalah Kuantitatif dan jenis penelitian Quasi Eksperimen dengan desain penelitian One Group Pretest-Posttest Design. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan literasi matematika siswa setelah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning di kelas VII SMP Negeri 5 Pallangga Kabupaten Gowa. Hal ini berdasarkan hasil analisis data menggunakan statistik deskriptif untuk kemampuan literasi matematika siswa sebelum penerapan model pembelajaran Problem Based Learning memiliki persentase 50% untuk kategori sedang dan 50% berada pada kategori rendah. Kemudian untuk kemampuan literasi matematika siswa setelah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning memiliki persentase 5% untuk kategori sedang, 90% berada pada kategori rendah,dan 5% berada pada kategori tinggi. Adapun hasil analisis statistik inferensial (Paired Sample T-test) diperoleh nilai signifikansi <0.05 yang artinya, terdapat peningkatan kemampuan literasi matematika siswa setelah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning di kelas VII SMP Negeri 5 Pallangga Kabupaten Gowa.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.