2016
DOI: 10.24252/lp.2013v16n2a1
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Bentuk Kecurangan Akademik (Academic Cheating) Mahasiswa Pgmi Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Uin Alauddin Makassar

Abstract: Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk kecurangan akademik (academic cheating) mahasiswa PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa PGMI adalah menyontek pekerjaan teman pada saat ujian, membuka buku saat ujian, menyalin tugas teman, membuka internet melalui handphone, copy paste dari internet. Faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa melakukan kecurangan akademik adalah s… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

5
10
0
13

Year Published

2019
2019
2023
2023

Publication Types

Select...
6
2

Relationship

0
8

Authors

Journals

citations
Cited by 27 publications
(33 citation statements)
references
References 6 publications
5
10
0
13
Order By: Relevance
“…Hasil wawancara menunjukkan bahwa informan dengan orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi mendapatkan tekanan yang kuat dari orang tua untuk berhasil secara akademik, seperti yang disampaikan oleh AR: …saya itu berasal dari keluarga yang berlatar belakang pendidikan, ayah ibu berpendidikan S1…mereka membebaskan saya untuk ikut organisasi, namun harus lulus tepat waktu dan IPK cumlaude…ayah saya tidak mau tahu, pokoknya saya harus berprestasi secara akademik Orang tua merasa malu jika informan mendapatkan nilai akademik yang rendah yang membuat informan berupaya memenuhi tuntutan orang tua dengan melakukan kecurangan. Tuntutan nilai dari orang tua merupakan salah satu bentuk tekanan yang dirasakan oleh mahasiswa (Nursalam, Bani, & Munirah, 2018).…”
Section: Tekananunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Hasil wawancara menunjukkan bahwa informan dengan orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi mendapatkan tekanan yang kuat dari orang tua untuk berhasil secara akademik, seperti yang disampaikan oleh AR: …saya itu berasal dari keluarga yang berlatar belakang pendidikan, ayah ibu berpendidikan S1…mereka membebaskan saya untuk ikut organisasi, namun harus lulus tepat waktu dan IPK cumlaude…ayah saya tidak mau tahu, pokoknya saya harus berprestasi secara akademik Orang tua merasa malu jika informan mendapatkan nilai akademik yang rendah yang membuat informan berupaya memenuhi tuntutan orang tua dengan melakukan kecurangan. Tuntutan nilai dari orang tua merupakan salah satu bentuk tekanan yang dirasakan oleh mahasiswa (Nursalam, Bani, & Munirah, 2018).…”
Section: Tekananunclassified
“…Sistem pengawasan ujian lemah memberikan peluang bagi informan untuk melakukan kecurangan. Kesempatan mahasiswa dalam melakukan kecurangan akademik dapat disebabkan oleh dosen kurang maksimal dalam pengendalian maupun pengawasan saat ujian (Baridwan, 2012;Nursalam et al, 2018). Mahasiswa mengaku lebih leluasa berbuat curang apabila dosen menjaga ujian sembari membuka laptop.…”
Section: Peluangunclassified
“…Pertama, tindakan kecurangan akademik pada waktu mengerjakan tugas yakni tindakan curang yang dilaksanakan peserta didik berupa menyontek jawaban teman, menyalin jawaban atau plagiat, memalsukan sumber, copy paste dari internet tanpa memasukkannya ke dalam sumber, dan melakukan beberapa cara agar tenggang waktu penumpukan tugas diperpanjang. Hal senada juga terdapat pada penelitian Nursalam, Bani, & Munirah (2013) yang menemukan bahwa model kecurangan akademik adalah memplagiasi pekerjaan teman, melakukan copy paste, dan membuka internet saat ujian.…”
Section: Kecurangan Akademikunclassified
“…Berikutnya disusul dengan adanya fenomena kecurangan akademik juga sering terjadi di institusi pendidikan, seperti yang dikemukakan oleh Purnamasari (2013) yaitu sebanyak 53,6 persen mahasiswa pernah melakukan kecurangan akademik. Bentuk kecurangan akademik yang dilakukan pun beragam, seperti menyontek pekerjaan teman saat ujian, membuka buku saat ujian, menyalin tugas teman, dan copy paste dari internet (Nursalam, Bani, & Munirah, 2013). Nilai-nilai yang dimiliki mahasiswa, seperti kejujuran, keadilan, tanggung jawab dan penghargaan terhadap diri sendiri yang telah menyatu akan terpicu ketika mahasiswa menghadapi kondisi yang membutuhkan pertimbangan etis terkait moral.…”
Section: Pendahuluanunclassified