Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih banyaknya peserta didik yang hanya menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu adanya anggapan dari peserta didik bahwa pelajaran IPA khususnya fisika sulit dipahami sehingga peserta didik cenderung malas dan kurang berminat dalam menerima pelajaran maupun mengerjakan tugas sehingga aktifitas peserta didik dalam kelas tergolong rendah. Untuk mengatasinya maka dipilih model pemebelajaran berbasis masalah karena model pembelajaran berbasis masalah dapat memberikan permasalahan fisika yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah. .Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMPN 15 Kendari yang terdaftar pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 97 orang. Sampel penelitian ini adalah kelas VIII4 sebanyak 24 peserta didik sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII3 sebanyak 24 peserta didik sebagai kelas kontrol yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian ini berupa tes kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang telah divalidasi dan memenuhi kriteria sebagai tes yang baik. Data penelitian dianalisis secara statistic, deskriptif dan inferensial. Hasil penelitian: 1) gambaran hasil tes awal kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas eksperimen pada materi pokok cahaya yaitu diperoleh nilai rata-rata 13,89 dan standar deviasi 3,33 sedangkan pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata 12,90 dan standar deviasi 2,32 hasil tes akhir peserta didik kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata 63,01 dan standar deviasi 13,36 sedangkan pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata 50,46 dan standar deviasi 16,9; 2) tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan nilai signifikan 0,296 lebih besar dari α = 0,05; 3) nilai rata-rata hasil tes akhir kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada kelas eksperimen lebih tinggi secara signifikan daripada nilai rata-rata hasil tes akhir kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas kontrol berdasarkan nilai signifikan 0,016 lebih kecil dari α = 0,05; dan 4) nilai rata-rata N-Gain kemampuan pemecahan peserta didik pada kelas eksperimen lebih tinggi secara signifikan daripada nilai rata-rata N-Gain kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas kontrol berdasarkan nilai signifikan 0,027 lebih kecil dari α = 0,05.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah lebih baik digunakan dibandingkan model pembelajaran discovery learning terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada materi cahaya dan alat optikkelas VIII