Anjlokan kereta api merupakan kecelakaan yang memiliki jumlah kejadian tertinggi dibandingkan kecelakaan kereta api lainnya. Selama tahun 2020 hingga 2023 telah terjadi 4 kali kejadian anjlokan pada lintas Rangkasbitung-Tanah Abang. Kualitas lintasan menjadi salah satu faktor penyebab anjlokan tersebut terjadi. Indeks kualitas lintasan merupakan data hasil pengukuran pembacaan alat ukur/kereta ukur untuk mengetahui kualitas suatu rute KA. Keterbatasan jumlah kereta ukur untuk melakukan pengukuran fasilitas perkeretaapian yang dimiliki pemerintah maka diperlukan suatu alternatif untuk memprediksi nilai dari parameter Track Quality Index (TQI) sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk mencegah penurunan kualitas lalu lintas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi perjalanan, daya angkut lintas, dan kecepatan operasional yang telah menyebabkan penurunan kualitas lintas terhadap jumlah kecelakaan anjlokan. Metodologi penelitian menggunakan analisis regresi linear berganda dengan variable bebas meliputi frekuensi (X1), daya angkut lintas (X2), dan kecepatan (X3) untuk mengetahui pengaruh dari parameter TQI yaitu pertinggian, angkatan. listringan, dan lebar sepur. Hasil analisis menunjukan variabel frekuensi dan daya angkut lintas memiliki nilai sig< 0,05 yang berarti variabel bebas memberikan pengaruh signifikan secara positif terhadap variabel terikat parameter TQI. Pengaruh tersebut dapat menyebabkan meningkatnya angka TQI yang berdampak pada anjlokan kereta api. Variabel kecepatan memiliki nilai sig> 0,05 yang berarti variabel kecepatan tidak berpengaruh terhadap nilai parameter TQI dan tidak menyebabkan peningkatan nilai TQI sehingga tidak berpengaruh terhadap penurunan kualitas lintas sebagai sebab anjlokan kereta api. Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan, didapatkan beberapa persamaan untuk memprediksi nilai parameter TQI. Persamaan tersebut dapat digunakan sebagai nilai prediksi TQI tanpa harus mengoperasikan kereta ukur.