Home industry biting bambu merupakan salah satu usaha yang ditekuni masyarakat desa Karanganyar, Kec. Poncokusumo, Kab. Malang, hasil produksinya dijual kepada pengepun untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan tusuk sate. Proses produksi pembuatan biting bambu dilakukan oleh tenaga manusia secara manual, sehingga kapasitas produksi yang dihasilkan masih rendah, padahal jika ditekuni secara serius bisa meningkatkan pendapatan masyarakat. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian meliputi difusi dan penerapan Ipteks, serta pengembangan kemitraan. Penerapan teknologi tepat guna berupa mesin mesin belah dan serut bambu digunakan sebagai solusi untuk meningkatkan jumlah produksi biting bambu, karena jika menggunakan mesin maka proses produksi bisa dilakukan dengan cepat. Peningkatan produksi biting bambu tersebut selanjutnya didukung dengan adanya kemitraan antara pengrajin dengan pengusaha tusuk sate dalam bentuk kemitraan sub-kontrak, dimana pengrajin akan memproduksi biting bambu untuk memenuhi kebutuhan produksi pengusaha tusuk sate sesuai dengan kualitas yang ditetapkan. Penggunaan teknologi berupa mesin belah dan serut bambu menyebabkan peningkatan kapasitas produksi pengrajin antara 50%-60% per bulan, dampaknya pendapatan para pengrajin juga meningkat. Pola kemitraan yang dibangun memberikan keuntungan bagi pengrajin dimana hasil produksi semuanya akan dibeli oleh perusahan mitra dengan harga yang sudah disepakati, bagi perusahaan tusuk sate sebagai mitra, akan membantu perekonomian masyarakat sekitar. Penerapan teknologi tepat guna dengan kemitraan menjadi salah satu model yang bisa diadopsi oleh pemerintah daerah untuk pengembangan usaha kreatif dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat.