Pengaruh Penambahan Serbuk Karet dan Serbuk Cangkang Telur Terhadap Parameter Tanah Lempung pada Pengujian Konsolidasi dan Kuat Geser Langsung

Abstract

Metode perbaikan tanah dapat menggunakan limbah untuk meningkatkan sifat geoteknik. Pembuangan limbah ban dan cangkang telur dapat menimbulkan masalah untuk lingkungan. Oleh karena itu, salah satu cara menanganinnya adalah mendaur ulang ban bekas sebagai bahan untuk perbaikan tanah. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh nilai optimum penambahan serbuk karet (SK) dari limbah ban bekas dan serbuk cangkang telur (SCT) terhadap parameter tanah lempung. Penelitian dilakukan melalui uji laboratorium dengan pengujian index properties dan engineering properties. Berdasarkan klasifikasi tanah menurut USCS, sampel tanah dari Desa Hambalang, Citeureup, Bogor, merupakan jenis lempung organik. Persentase penambahan SCT sama untuk setiap variasi tanah campuran yaitu 3% dengan penambahan SK sebesar 9%, 12%, dan 17%. Hasil menunjukkan penambahan SK dan SCT dapat meningkatkan nilai sudut geser dalam dari 24,13o pada tanah asli menjadi 27,82o pada kadar 3% SCT+12% SK, meningkatkan nilai kohesi dari 5,88 kN/m2 menjadi 7,29 kN/m2. Hasil pengujian konsolidasi menunjukkan pada kadar 3% SCT+12% SK menurunkan nilai indeks pemampatan dari 0,19 menjadi 0,12, dan menurunkan angka pori dari 0,85 menjadi 0,55. Hasil penelitian membuktikan bahwa penambahan serbuk karet dan serbuk cangkang telur dapat memperbaiki kembang susut dan meningkatkan kepadatan tanah lempung organik.

Perilaku Geoteknis Tanah Lanau yang Distabilisasi dengan Serutan Karet Ban

“…Pertumbuhan limbah kendaraan, terutama dalam bentuk ban bekas, menimbulkan berbagai gangguan bagi lingkungan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kendaraan yang terdaftar di Indonesia adalah 94.373.324 unit, dengan tingkat pertumbuhan sebesar 10% per tahun [13]. Peningkatan jumlah kendaraan ini secara langsung berkontribusi pada penumpukan ban bekas sebagai limbah.…”