Curah hujan adalah ketinggian air hujan yang jatuh pada tempat yang datar dengan asumsi tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Curah hujan dapat diukur menggunakan peralatan konvensional dan otomatis. Peralatan konvensional untuk mengukur curah hujan adalah penakar observatorium (Ombrometer), sedangkan peralatan otomatis menggunakan sensor typing bucket dari Automatic Rain Gauge (ARG), Automatic Weather Station (AWS) dan Automatic Agroclimate Weather Station (AAWS). Hujan yang diukur menggunakan peralatan konvensional maupun otomatis memiliki satuan yang sama yaitu millimeter (mm). Analisis dilakukan untuk mengetahui kualitas data curah hujan bulanan peralatan otomatis terhadap pos hujan menggunakan diagram taylor. Diagram Taylor merangkum tiga indikator yang sering digunakan termasuk korelasi, standar deviasi, dan centred root mean square error. Hasil menunjukkan ARG Palolo, AWS Dolago dan AAWS Sidondo merupakan yang terbaik diantara masing – masing 3 tipe peralatan otomatis, yang terdiri dari 12 ARG Palolo, 3 AWS dan 3 AAWS di Provinsi Sulawesi Tengah. ARG Palolo memiliki tingkat keakuratan dan presisi paling mendekati dengan pos hujannya yaitu memiliki nilai korelasi 0.79, p – value 0.00029, centred RMS Error bernilai 95 dan standar deviasi bernilai 97.15. AWS Dolago memiliki tingkat keakuratan dan presisi paling mendekati dengan pos hujannya yaitu memiliki nilai korelasi 0.975, p – value 1.42E – 10, centred RMS Error bernilai 22.4 dan standar deviasi bernilai 107.788. AAWS Sidondo memiliki tingkat keakuratan dan presisi paling mendekati dengan pos hujannya yaitu memiliki nilai korelasi 0.455, p – value 0.0768, centred RMS Error bernilai 61.3 dan standar deviasi bernilai 197.55.