Pratik kerja dalam pendidikan teknologi dan kejuruan di Indonesia memiliki risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bagi para guru, siswa, teknisi serta dapat berdampak terhadap masyarakat sekitar. Kecelakaan kerja yang terjadi paling banyak disaat pembelajaran di sekolah yaitu cedera akibat mesin dan peralatan, electrical shock, limb cuts, benda jatuh, terbakar, jatuh dari ketinggian, faktor biologis dan keracunan serta belum terdapat data yang komprehensif mengenai implementasi K3 dan budaya K3. Penelitian ini akan mengkaji mengenai budaya K3 di enam SMK Kota Bekasi tahun 2023. Metode penelitian ini adalah deskriptif observasional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan pendekatan The Egg Aggregated Model (TEAM) guna menggambarkan budaya K3 yang terdiri dari tiga dimensi yaitu dimensi organisasi, dimensi teknologi dan dimensi manusia. Data pengukuran dimensi organisasi menggunakan pedoman wawancara, dimensi organisasi menggunakan observasi dan dimensi manusia menggunakan kuesioner online yang berisi pernyataan pengetahuan 5 butir, persepsi 10 butir, sikap 10 butir dan kesadaran berperilaku K3 10 butir. Kuesinoer telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Responden penelitian ini terdiri dari 1.505 siswa, 63 guru dan 6 tenaga pendidikan, sedangkan informan kunci yaitu kepala sekolah atau kepala program jurusan di SMK berjumlah 6 orang. Dalam penelitin ini, dimensi budaya K3 dikategorikan menjadi baik, cukup baik atau kurang baik. Penelitian ini menemukan bahwa budaya K3 di enam SMK Kota Bekasi sudah cukup baik untuk semua dimensi budaya K3. Dari 31 sub-dimensi yang belum dipenuhi seluruh sekolah yang diteliti adalah staf K3 dan penilaian risiko untuk dimensi organisasi serta petunjuk titik kumpul untuk dimensi teknologi.