Berdasarkan pengamatan permasalahan belum tercapainya KKM yang ditetapkan ini pada umumnya disebabkan karena siswa yang masih belum memahami dan mengerti tentang materi yang diajarkan oleh guru, dimana guru hanya menggunakan model pembelajaran ceramah. Umumnya setelah guru menjelaskan materi dan meminta siswa untuk bertanya, siswa lebih memilih diam. Diam siswa dikarenakan takut dan malu untuk bertanya mengenai materi yang dijelaskan oleh guru. Penelitian ini merupakan penelitian tidakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Didalam pelaksanaan ini mengacu kepada rancangan beberapa siklus I dan II meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dari hasil perbaikan pembelajaran IPA yang telah dilaksanakan dapat ditarik simpulan penerapan model pembelajaran Structured Problem Solving untuk meningkatkan hasil belajar pembelajaran IPA Siswa Kelas V SD Negeri 25 Lubuklinggau. Keadaan sebelum perbaikan pembelajaran, jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar atau memperoleh nilai ? 70 baru mencapai 7 orang (28,00%), pada siklus 1 yang mencapai ketuntasan belajar 13 orang (52,00%) dan pada siklus 2 tingkat ketuntasan mencapai 22 orang (88,00%). Maka pelaksanaan pembelajaran IPA ini sudah dapat dikatakan berhasil karena sudah memenuhi syarat ketuntasan minimal klasikal yaitu 85% siswa yang mencapai nilai 70.