2017
DOI: 10.29406/rya.v5i2.715
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pengaruh Penyuntikan Hormon Ovaprim Terhadap Kinerja Pemijahan Ikan Tengadak (Barbonymus Schwanenfeldii)

Abstract: Ikan tengadak merupakan salah satu spesies lokal yang potensial untuk dibudidayakan. Jenis ikan ini dapat dipijahkan dengan rangsangan hormon ovaprim, namun dosis yang tepat belum ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis hormon ovaprim yang terbaik bagi pemijahan ikan tengadak. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Sebagai perlakuan adalah penyuntikan hormon ovaprim dengan dosis : 0,0 mL/kg induk betina (kontrol), 0,3, 0,6 dan 0,9 mL/kg indu… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
1
0
9

Year Published

2018
2018
2023
2023

Publication Types

Select...
6

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 7 publications
(10 citation statements)
references
References 4 publications
0
1
0
9
Order By: Relevance
“…Ovaprim®, human chorionic gonadotropin (hCG), atau kombinasi keduanya luas digunakan dalam memicu pemijahan ikan. Penggunaan hCG dengan dosis 250 IU/kg bobot tubuh (BB) mampu menstimulasi pemijahan ikan bawal bintang (Trachinotus blochii) (Mulah et al, 2017;Putra et al, 2018), ikan tengadak (Barbonymus schwanenfeldii) (Dewantoro et al, 2017), serta ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) (Sinjal, 2014). Penggunaan kombinasi ovaprim® dosis 0,7 mL/kg dan hCG dosis 500 IU/kg memberikan respons pemijahan terbaik pada ikan agamysis (Agamyxis albomaculatus) (Nur et al, 2017).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Ovaprim®, human chorionic gonadotropin (hCG), atau kombinasi keduanya luas digunakan dalam memicu pemijahan ikan. Penggunaan hCG dengan dosis 250 IU/kg bobot tubuh (BB) mampu menstimulasi pemijahan ikan bawal bintang (Trachinotus blochii) (Mulah et al, 2017;Putra et al, 2018), ikan tengadak (Barbonymus schwanenfeldii) (Dewantoro et al, 2017), serta ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) (Sinjal, 2014). Penggunaan kombinasi ovaprim® dosis 0,7 mL/kg dan hCG dosis 500 IU/kg memberikan respons pemijahan terbaik pada ikan agamysis (Agamyxis albomaculatus) (Nur et al, 2017).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Waktu latensi tercepat pada perlakuan pemberian suntikan 0,5 µL/g BB ovaprim (P2) yang diperoleh pada penelitian ini sama dengan hasil Muzahar et al (2019) yang memberikan jenis, dosis hormon serta spesies hewan uji yang sama yaitu pada hari ke-2. Waktu latensi ini jauh lebih lambat dibandingkan dengan golongan ikan (finfish), seperti ikan gurami Ospronemous gouramy dan ikan tengadak B. schwanenfeldii yang diberi perlakuan dosis dan jenis hormon sama yaitu hanya 8-13 jam (Dewantoro et al, 2017). Jumlah induk yang memijah terbanyak adalah pada perlakuan suntikan 0,5 µL/g BB hCG (P1) yaitu 11 ekor (52,38%), dan paling sedikit pada perlakuan suntikan 0,5 µL/g BB kombinasi hCG dan ovaprim (P3) yaitu 3 ekor (14,29%).…”
Section: 1unclassified
“…Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap empat perlakuan dan tiga ulangan. Dosis kombinasi hormon LHRH-a dan antidopamin yang digunakan mengacu pada penelitian Dewantoro et al (2017) pada ikan tengadak (Barbonymus schwanenfeldii) dengan modifikasi. Perlakuan yang diberikan terdiri atas: tanpa suntik (TS); suntikan 0,5 µLg -1 BB (P-1); 0,7 µLg -1 BB (P-2); dan 0,9 µLg -1 BB (P-3).…”
Section: Rancangan Perlakuanunclassified
“…Rerata waktu latensi tersebut relatif sangat lambat bila dibandingkan dengan ikan yang disuntik hormon dengan jenis sama dan dosis yang hampir sama. Waktu latensi ikan tengadak (Barbonymus schwanenfeldii) adalah 10,23 sampai 12,54 jam; dan ikan gurami hanya 8 sampai 10,5 jam (Dewantoro et al, 2017). Suntikan kombinasi hormon LHRH-a dan antidopamin berhasil menstimulasi pemijahan induk betina gonggong perlakuan.…”
Section: Hasil Dan Bahasan Waktu Latensi Jumlah Gonggong Memijah Daunclassified
“…Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa peningkatan dosis penyuntikan hormon dapat berdampak negatif terhadap penurunan derajat pembuahan dan penetasan (Mylonas et al, 1992;DiMaggio et al, 2013). Hasil ini juga serupa dengan hasil penelitian Adebiyi et al (2013) Reproduksi ikan baung (Hemibagrus nemurus) dengan perlakuan ..... (Jojo Subagja) sebelumnya (Sahoo et al, 2005;Subagja et al, 2007;Sahoo et al, 2008;Yadav et al, 2011;DiMaggio et al, 2014;Dewantoro et al, 2017). Berdasarkan informasi jumlah telur yang berhasil ovulasi, derajat pembuahan, dan derajat penetasan pada penelitian dengan tiga dosis yang berbeda ini, hasil terbaik ditunjukkan pada dosis 0,5 mL/kg untuk aplikasi produksi benih ikan baung.…”
Section: Hasil Dan Bahasanunclassified