2015
DOI: 10.23960/j.hptt.11553-64
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pengaruh Perbedaan Pengelolaan Agroekosistem Tanaman Terhadap Struktur Komunitas Serangga Pada Pertanaman Kedelai Di Ngale, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur

Abstract: Effect of different agroecosystem management on community structure of insects in soybean crop in Ngale, Ngawi District, East Java. Insect community structures in agroecosystem may always change. Agroecosystem management techniques affect insect community structure. The aim of this study was to determine the diversity and composition of insects on soybean plants under different pest management systems and varieties. The experiment design was split plot with varieties (Anjasmoro and Wilis) as the main plots and… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

3
3
0
7

Year Published

2020
2020
2024
2024

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 6 publications
(13 citation statements)
references
References 9 publications
3
3
0
7
Order By: Relevance
“…Pengamatan morfologi meliputi bentuk ekor, ada atau tidaknya kait pada bagian kepala, perbedaan jantan dan betina (jantan dibedakan dengan keberadaan spikula, betina dibedakan dengan keberadaan vulva). Data yang diperoleh dicocokkan dengan hasil morfologi (Afifah et al 2013). Identifikasi morfometrik meliputi pengukuran panjang tubuh, lebar tubuh, dan panjang ekor.…”
Section:  Identifikasi Morfologi Dan Morfometrikunclassified
See 4 more Smart Citations
“…Pengamatan morfologi meliputi bentuk ekor, ada atau tidaknya kait pada bagian kepala, perbedaan jantan dan betina (jantan dibedakan dengan keberadaan spikula, betina dibedakan dengan keberadaan vulva). Data yang diperoleh dicocokkan dengan hasil morfologi (Afifah et al 2013). Identifikasi morfometrik meliputi pengukuran panjang tubuh, lebar tubuh, dan panjang ekor.…”
Section:  Identifikasi Morfologi Dan Morfometrikunclassified
“…Tekstur tubuh serangga juga berubah, dari yang semula keras menjadi lembek dan berair walaupun tidak berbau busuk. Gejala ini sama dengan temuan Afifah et al (2013), bahwa serangga uji ulat grayak yang terinfeksi Steinernema menunjukkan perubahan warna dari hijau menjadi cokelat/kehitaman, pergerakan yang semula aktif menjadi lebih lamban dan banyak diam, serta perubahan tekstur tubuh dari yang semula kaku dan keras menjadi lebih lunak dan tidak berbau. Perubahan warna yang terjadi berkaitan dengan bakteri simbion yang ada pada tubuh nematoda.…”
Section: Gejala Kutikula T Molitorunclassified
See 3 more Smart Citations