Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Kepemilikan Asing pada Pengungkapan Corporate Social Responsibility dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi

Abstract

Penelitian ini berfokus pada perusahaan consumer goods, dimana perusahaan ini memproduksi barang-barang konsumsi yang dibutuhkan secara rutin oleh masyarakat. Penelitian mengenai pengungkapan CSR pada perusahaan consumer goods masih jarang dilakukan. Sampel yang didapatkan sebanyak 7 perusahaan menggunakan teknik purposive sampling, dengan teknik analisis data yang digunakan adalah Moderated Regression Analysis (MRA). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan pada pengungkapan CSR, leverage berpengaruh positif pada pengungkapan CSR, kepemilikan asing tidak berpengaruh signifikan pada pengungkapan CSR, ukuran perusahaan tidak mampu memoderasi pengaruh profitabilitas pada pengungkapan CSR, ukuran perusahaan mampu memoderasi (memperlemah) pengaruh leverage pada pengungkapan CSR dan ukuran perusahaan tidak mampu memoderasi pengaruh kepemilikan asing pada pengungkapan CSR.
 Kata kunci: Profitabilitas, leverage, kepemilikan asing, ukuran perusahaan, pengungkapan CSR, consumer goods.

Ukuran Perusahaan, Good Corporate Governance, Eco-Control dan Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibilty

“…Perusahaan yang memiliki keinginan untuk tetap bertahan dan memiliki keunggulan kompetitif maka perlu menjadikan CSR sebagai salah satu strategi bisnisnya (Wulandari & Sudana, 2018). CSR adalah sebuah komitmen perusahaan dengan menitikberatkan sebuah pengembangan etika dan praktik bisnis yang berkesinambungan baik secara ekonomi, sosial maupun lingkungan atau dapat dikatakan sustainable (Irmayanti & Mimba, 2018).…”

Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Kepemilikan Manajemen pada Pengungkapan CSR dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Kontrol

“…Variabel profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio return on aset (ROA). ROA merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aset pada akhir periode yang dapat menunjukkan bagaimana kemampuan sebuah perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan atas total aset yang dimilikinya (Irmayanti & Mimba, 2018 Ukuran perusahaan adalah skala tertentu untuk mengukur besar kecilnya perusahaan (Andriany et al, 2017). Menurut Reverte (2009), penelitian ini menggunakan proksi total aset dikarenakan proksi tersebut mampu menggambarkan ukuran perusahaan.…”

“…Selain itu perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi dapat menurunkan image perusahaan kepada para stakeholder dan harapan stakeholder ke perusahaan untuk melakukan kewajibannya. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori stakeholder yang menyatakan bahwa leverage yang tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi terkait corporate social responsibility, karena tanggung jawab perusahaan terhadap para stakeholder-nya seperti kreditur dan investor akan lebih besar sehingga mempermudah dalam permodalannya serta menghilangkan keraguan pemegang obligasi terhadap hak mereka sebagai kreditur (Irmayanti & Mimba, 2018). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Maulana & Yuyetta (2014) yang E-JA: E JURNAL AKUNTANSI VOL 29 NO 1 OKTOBER 2019 HLMN.…”

“…Hutang adalah salah satu alat yang dipergunakan perusahaan untuk meningkatkan modal mereka dalam rangka meningkatkan keuntungan (Putra & Budiasih, 2017). Jika dikaitkan dengan teori stakeholder, tingkat leverage yang tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi karena tanggung jawab perusahaan terhadap para stakeholder-nya seperti kreditur dan investor akan lebih besar sehingga mempermudah dalam permodalannya serta menghilangkan keraguan pemegang obligasi terhadap hak mereka sebagai kreditur (Irmayanti &Mimba, 2018). Pernyataan ini didukung oleh beberapa penelitian sebelumnya seperti penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2015), Yanti & Budiasih (2016) serta Saputra (2016) yang menyatakan leverage berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.…”

“…Teori stakeholder menyatakan bahwa tingkat leverage yang tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi karena tanggung jawab perusahaan terhadap para stakeholder-nya seperti kreditur dan investor akan lebih besar sehingga mempermudah dalam permodalannya serta menghilangkan keraguan pemegang obligasi terhadap hak mereka sebagai kreditur (Irmayanti & Mimba, 2018). Selain itu, kreditur memerlukan pengungkapan tangung jawab sosial perusahaan sebagai informasi untuk mengevaluasi risiko secara benar (Munsaidah et al, 2016).…”