Pengaruh Return on Asset (Roa), Capital Adequacy Ratio (Car), Non-Performing Financing (Npf) Dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (Bopo) Terhadap Penyaluran Pembiayaan Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2015-2019

Abstract

Currently, Islamic Commercial Banks continue to show positive growth. In2019, the resilience of Islamic Commercial Banks is increasingly solid. This studyaims to determine the effect of ROA, CAR, NPF and BOPO on the distribution offinancing to Indonesian Islamic commercial banks in 2015-2019. This research isa quantitative research.The population and sample selected using a non-probability samplingmethod and included in the saturated sample, namely the entire sample as many as14 Islamic commercial banks. The results of data analysis indicate that ROA andNPF has a positif effect on financing distribution with a significance of 5,2% forROA and 43% for NPF. Then CAR had a negative effect on financing distributionwith a significance of 0,02%, while BOPO have a negative effect on financingdistribution with a significance of 86%

Pengaruh DPK, NPF, CAR, ROA, dan REO Pada Pembiayaan yang Disalurkan BPRS di Indonesia

“…REO pada BPRS dapat dipersamakan dengan rasio BOPO pada Bank Umum dikarenakan keduanya memiliki perhitungan yang sama dalam penilaiannya. Semakin kecil rasio ini membuat bank yang bersangkutan terhindar dari kondisi bermasalah dikarenakan semakin kecil beban atau biaya operasional yang dimunculkan bank tersebut (Wicaksono & Haerudin, 2021). Maka semakin kecilnya beban operasional yang dikeluarkan mengindikasikan bahwa pendapatan yang diperoleh BPRS semakin tinggi.…”

“…REO merupakan rasio yang sama dengan BOPO karena kesamaan dalam perhitungannya. Semakin kecil rasio ini menandakan semakin efisien beban operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga semakin kecil kemungkinan bank tersebut dalam kondisi bermasalah (Wicaksono & Haerudin, 2021). Sehingga BPRS berusaha dengan maksimal untuk menjaga REO serendah mungkin, karena REO yang semakin rendah dapat menyebabkan kenaikan pendapatan oleh BPRS.…”