Abstrak: Permintaan pasar akan kosmetik menjadi terus meningkat akan mendorong perkembangan industri kosmetika di Indonesia. Namun, maraknya bermacam jenis kosmetika tanpa ijin edar membawa resiko bagi penggunanya. Sejumlah studi menyebutkan bahwa beberapa sediaan produk kosmetika menunjukkan adanya kandungan pewarna berbahaya rhodamine B. Di samping itu, pemeriksaan pada lotion pemutih juga menunjukkan adanya kandungan logam berat merkuri di atas ambang batas persyaratan dari BPOM. Oleh karena itu, pada kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan kegiatan penyuluhan pada 23 orangbagi ibu-ibu kader PKK dan dasawisma tentangagar memahami cara memilih kosmetika yang tepat dan aman. KMetode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian dilakukan dengan metodeini adalah ceramah presentasi dibantu video dan pemberian booklet berisi informasi tentang bahan kimia berbahaya pada kosmetik ilegal, tanya jawab dan diskusi juga membagikan kueisoner untuk menilai tingkat pemahaman ibu-ibu. Pada awal dan setelah penyuluhan, dilakukan evaluasi Hasil pretest dan postest terhadap pengetahuan kader. tentang kosmetika yang amanHasil evaluasi menunjukkan diketahui adanya penyuluhan dapat meningkatkanpeningkatan pengetahuan skor posttest 19% lebih tinggi dari skor pretest (p=0,01)para ibu PKK dalam memilih kosmetika yang aman. Kegiatan ini sangat diapresiasi oleh para ibu dan pemangku kepentingan, dikarenakan ibu-ibu adalah pengguna kosmetik sehingga diharapkan dapat untuk meminimalkan resiko kesehatan akibat menggunakan penggunaan kosmetik dengan kandungan bahan berbahaya.Abstract: Market demand for cosmetics continues to increase, encouraging the development of the cosmetics industry in Indonesia. However, the proliferation of various cosmetics without distribution permits carries risks for users. Some studies state that several cosmetic product preparations contain the dangerous dye rhodamine B. In addition, examination of whitening lotions also shows that the content of the heavy metal mercury is above the threshold requirements of the BPOM. Therefore, in this community service activity, 23 women from PKK and Dasawisma cadres provided counselling on how to choose safe cosmetics. Community service activities are carried out using the lecture method and giving booklets containing information about dangerous chemicals in illegal cosmetics. At the beginning and after counselling, an evaluation of the cadres' knowledge is carried out. The evaluation results showed an increase in the posttest score, which was 19% higher than the pretest score (p=0.01). This activity is highly appreciated by mothers and stakeholders because mothers are cosmetic users, so it is hoped that they can minimize the risk of using dangerous cosmetics.