“…Secara sederhana dapat dikatakan bahwa banyak ditemukan anak yang membaca dengan terbata-bata (Santi, Barr, Khalaf, & Francis, 2015;Wahyuning, 2015;Yildirim & Rasinski, 2014). Proses pembelajaran membaca hanya terhenti pada kelancaran membaca yang melihat anak terbata-bata atau tidak (Protopapas, Katopodi, Altani, & Georgiou, 2018;Rahman, Sakti, Widya, & Yugafiati, 2019;Trisdania, 2018;Yulianeta, Damaianti, Amandangi, & Rahesi, 2020). Sebagian besar anak masih berada pada posisi mengenali kode dan masih sedikit anak yang sudah memahami makna teks yang dibaca (McCoach & Yu, 2015;Paige & Magpuri-Lavell, 2014;Taufina & Chandra, 2017a).…”