Krisis Kemampuan Membaca Lancar Anak Indonesia Masa Pandemi COVID-19

Abstract

Banyak anak Indonesia yang berusia 7-8 tahun mengalami kesulitan yang sangat berarti dalam menangkap makna isi teks cerita yang mereka baca. Terutama pada masa pandemi covid-19. Padahal sebagian dari mereka terlihat tidak bermasalah dengan proses membaca dari kata ke kata berikutnya. Mengungkap kasus dalam permasalahan yang dialami oleh anak usia 7-8 tahun di Indonesia, perlu dilakukan penelitian kualitatif dengan pendekatan grounded teori. Proses pendekatan grounded teori: data collection, coding, theoretical sampling, dan theory. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paradigma anak usia 7-8 tahun di Indonesia, mereka merasa sudah lancar membaca apabila sudah tidak terbata-bata membaca kata demi kata. Teori baru yang dihasilkan yaitu anak berpandangan bahwa semakin cepat mereka membaca, maka semakin lancar mereka membaca. Padahal ini merupakan pemahaman yang keliru. Anak usia 7-8 tahun dapat dikatakan lancar membaca apabila dapat membaca dengan memperhatikan penggunaan jeda, intonasi, dan ekspresi dalam membaca. Kecepatan membaca yang dimiliki oleh anak ketika sudah lancar membaca hanya sebagai nuturan efek dari kelancaran membaca.

Desain Dongeng Imajinatif dalam Pembelajaran Oral Reading Fluency di Kelas Rendah Sekolah Dasar

“…Selain dapat mengembangkan sikap positif dan kemampuan berpikir kritis anak, dongeng imajinatif juga mendukung program gerakan literasi sekolah yang sedang digalakkan di Indonesia saat ini. Sedangkan kemampuan oral reading fluency sebagai bentuk penerapan literasi dasar menjadi pusat perhatian yang juga perlu ditingkatkan (Chandra, Rahman, et al, 2021;Puglisi et al, 2017). Literasi dasar sepertinya belum berkembang dengan baik karena masih ada anak kelas rendah yang belum bisa membaca dengan lancar, sehingga masih perlu adanya perhatian khusus dari pendidik dalam penguasaan literasi dasar pada anak sekolah dasar (Chandra, Habibi, et al, 2021;Thepsatitporn & Pichitpornchai, 2016).…”

Implementasi Tahap Pembiasaan Dan Pengembangan Literasi Membaca Pada Siswa Kelas Iv Sdi Kusu, Manggarai, NTT

“…Selain itu, peneliti sebelumnya mengungkapkan tentang rendahnya kemampuan membaca nyaring siswa kelas III SD Terpencil Gondalon, yang mana masalah tersebut menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam memahami mengingat isi bacaan dan materi pembelajaran (Asrianti et al, 2014). Peneliti lain mengungkapkan masalah terkait rendahnya kemampuan membaca lancar pada siswa kelas rendah selama pandemic covid-19 (Chandra, et al, 2021). Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal wajib menumbuhkan budaya baca-tulis secara sistematik sejak kelas awal (Apriani & Ariyani, 2018).Hal tersebut dikarenakan siswa menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah.…”

“…Adapun rangkaian kegiatan pada pembuatan peta konsep adalah : 1. Membaca Pemahaman Menurut McMaster, Espin, & van den Broek membaca pemahaman adalah proses perolehan makna secara aktif dengan melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan dengan isi bacaan (Chandra et al, 2021). Selanjutnya Mujiselaar dan Jong menjelaskan membaca pemahaman merupakan membaca dengan cara memahami materi bacaan yang melibatkan asosiasi (kaitan) yang benar antara makna dan lambang (simbol) kata, penilaian konteks makna diduga ada, pemilihan makna yang benar, organisasi gagasan ketika materi bacaan dibaca, penyimpanan gagasan, dan pemakaiannya dalam berbagai aktivitas sekarang atau mendatang (Anita Rahman, 2020).…”

Peningkatan Kemampuan Membaca Siswa Kelas 1 Dengan Menggunakan Permainan Kartu Huruf Bergambar Pada Pelajaran Bahasa Indonesia di MIN Kota Jambi

“…Kemampuan membaca merupakan keterampilan dasar bagi siswa sebagai bekal untuk dapat mengikuti pelajaran di sekolah (Afrianti & Marlina, 2020). (Chandra et al, 2021) Dengan kemampuan membaca yang sudah dimiliki, siswa akan lebih mudah mengikuti dan menerima pelajaran dengan baik. Namun masalah yang masih sering dialami oleh guru kelas rendah terutama kelas I adalah belum semua siswa mempunyai kemampuan membaca dengan baik walau tidak menutup kemungkinan sudah banyak siswa yang sudah bisa dan lancar membaca ketika baru masuk sekolah dasar.…”