2020
DOI: 10.25273/pe.v10i2.6384
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pengembangan media komik komsa materi rangka pada pembelajaran IPA di sekolah dasar

Abstract: <p>Hasil survei TIMSS memberikan gambaran tentang rendahnya prestasi IPA siswa yang ada di Indonesia sehingga perlu dilakukan peningkatan kualitas pembelajaran khususnya IPA. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh guru dalam penggunaan media pembelajaran sains di SD Negeri Pajang 1 Surakarta, (2) merumuskan desain media pembelajaran yang cocok untuk digunakan dalam pembelajaran IPA di SD Negeri Pajang 1 Surakarta, dan mengembangkan media pembelajaran komik yang … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1
1

Citation Types

0
14
0
17

Year Published

2021
2021
2024
2024

Publication Types

Select...
8

Relationship

0
8

Authors

Journals

citations
Cited by 45 publications
(49 citation statements)
references
References 10 publications
0
14
0
17
Order By: Relevance
“…Hal tersebut menggambarkan bahwa siswa kurang fokus dan antusiasme siswa kurang. Secara umum hal ini sesuai dengan survey TIMMS (Trens in Student Achievement in Mathematics and Science) yang menyatakan bahwa Indonesia berada pada posisi yang sungguh memprihatinkan yaitu peringkat 45 dari 48 negara untuk hasil belajar IPA (Wicaksono, Jumanto, & Irmade, 2020). Fakta di atas diungkapkan oleh beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang menyebutkan bahwa pembelajaran IPA belum dikelola dengan baik dan beberapa faktor penyebab rendahnya hasil belajar yaitu, belum diterapkannya inovasi pembelajaran, pembelajaran cenderung pada domain ingatan, materi pelajaran disajikan hanya melalui satu metode, dan pembelajaran belum berorientasi pada peserta didik (Putri, Swatra, & Tegeh, 2018;Silitonga, 2020).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Hal tersebut menggambarkan bahwa siswa kurang fokus dan antusiasme siswa kurang. Secara umum hal ini sesuai dengan survey TIMMS (Trens in Student Achievement in Mathematics and Science) yang menyatakan bahwa Indonesia berada pada posisi yang sungguh memprihatinkan yaitu peringkat 45 dari 48 negara untuk hasil belajar IPA (Wicaksono, Jumanto, & Irmade, 2020). Fakta di atas diungkapkan oleh beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang menyebutkan bahwa pembelajaran IPA belum dikelola dengan baik dan beberapa faktor penyebab rendahnya hasil belajar yaitu, belum diterapkannya inovasi pembelajaran, pembelajaran cenderung pada domain ingatan, materi pelajaran disajikan hanya melalui satu metode, dan pembelajaran belum berorientasi pada peserta didik (Putri, Swatra, & Tegeh, 2018;Silitonga, 2020).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Aplikasi pecahan berorientasi teori belajar Ausubel yaitu sebuah media pembelajaran berupa program multimedia yaitu aplikasi yang memuat unsur teks, video, visual dan animasi serta bersifat interaktivitas dengan proses penggunaan media pembelajaran oleh siswa memanfaatkan perkembangan teknologi yaitu handphone berbasis android. Penggunaan handphone berbasis android dikarenakan sifatnya yang open source sehingga memudahkan pengguna dalam menggunakannya (Hardinata et al, 2018;Wicaksono et al, 2020;Yektyastuti & Ikhsan, 2016).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Kelebihan media sederhana adalah mudah diproleh di lingkungan sekitar, lebih realistis sehinga mudah dipahami, relatif murah sehingga, mampu dikembangkan oleh sekolah (Citrasmi et al, 2016;Maufur & Lisnawati, 2017;Ulfah & Soenarto, 2017). Media yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah media sederhana, karena merupakan media yang mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit (Anggrain & Veronica, 2015;Mudarini, 2017;Wicaksono et al, 2020). Di lingkungan sekolah banyak tersedia media sederhana, tetapi diperlukan kejelian guru untuk memilah dan memilih media yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Media yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah media sederhana, karena merupakan media yang mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit (Anggrain & Veronica, 2015;Mudarini, 2017;Wicaksono et al, 2020). Di lingkungan sekolah banyak tersedia media sederhana, tetapi diperlukan kejelian guru untuk memilah dan memilih media yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran.…”
Section: Uraianunclassified