Pertambahan jumlah rumah tanggadan jumlah penduduk di Kelurahan Muara Rapak, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan selaras dengan peningkatan kebutuhan pokok rumah tangga, salah satunya kebutuhan pangan. Peningkatan kebutuhantersebut, menyebabkan tingginya penggunaan gasLPG(Liquid Petroleum Gas) untuk memasak danpenggunaan BBM (Bahan Bakar Minyak) transportasi untuk berbelanja, sekolah, maupun bekerja. Akibat meningkatnya penggunaan LPG dan BBM Transportasirumah tangga, memicu tingginya produksi emisi primer gas CO2. Tingginya produksi emisi gas CO2 sayangnya berbanding terbalik dengan ketersediaan ruang terbuka hijau (RTH), dimana luas RTH hanya 21% dari total luasKelurahan Muara Rapak. Pelepasan emisi primer gas CO2 yang dihasilkan dari aktivitas rumah tangga dalam jumlah besar tanpa adanya penyerapan emisi gas CO2 dari RTH, tentu akan berdampak pada percepatan pemanasan global di Kota Balikpapan, khususnya Kelurahan Muara Rapak. Hal ituterbukti dimana terjadi peningkatan suhu Kota Balikpapan dari tahun 2011 hingga tahun 2018 sebesar 4,5OC (BPS, 2018). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar emisi CO2 yang dihasilkan dari aktivitas rumah tangga di wilayah tersebut sehingga dari analisis tersebut dapat dijadikan referensi dalam penyediaan RTH di Kelurahan Muara Rapak, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan. Analisis ini mengacu pada metode kuantitatif IPCC menurut The2006 IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories.Hasil analisis menunjukan jumlah emisi primer CO2 yang berasal dari transportasirumah tangga di Kelurahan Muara Rapak sebesar 5.401,79 ton CO2/tahun dan jumlah emisi primer CO2 yang berasal dari penggunaan LPG rumah tangga di Kelurahan Muara Rapak sebesar 580,85 ton CO2/tahun, sehingga total keseluruhan emisi primer CO2 rumah tangga di Kelurahan Muara Rapak mencapai 5.982,65 ton CO2/tahun.